HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Judul
Penelitian
|
Penggunaan
Celemek cerita untuk meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di Paud
Zuleha Bram Itam
|
Identitas
Peneliti
|
Khikmaturraudhah
Wanita
-
Paud Zuleha
Bram Itam
Jl. Lintas
Ka.Tungkal – Jambi, 085269101115
|
Lama
penelitian
|
2 Bulan. Juni
s.d. Juli 2012
|
Bram
Itam, Juli 2012
Peneliti
Khikmaturraudhah
ABSTRAK
Khikmaturraudhah, 2012, Penggunaan Celemek
Cerita untuk Meningkatkan
Kemandirian
Anak Paud Kelompok A (Penelitian Tindakan Kelas di Paud Zuleha Bram Itam
Kata Kunci :
Penggunaan Celemek Ceria, Kemandirian Anak
Penggunaan celemek cerita untuk
meningkatkan kemandirian anak adalah suatu usaha agar kegiatan pembelajaran di
Paud tidak monoton, membosankan, dan menjenuhkan. Dalam kenyataannya kegiatan
pembelajaran masih sangat tekstual, sehingga bentuk-bentuk analogi yang harus
di kembangkan secara kontekstual masih terkesan staknasi. Akibat dari
pembelajaran seperti itu, untuk mendongkrak agar anak bisa lebih mandiri dan
dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain akan terhambat.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1)
untuk mengetahui pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek cerita di Paud
Zuleha Bram Itam. 2) Untuk mengetahui
kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam. 3) Untuk mengetahu
sejauh mana metode bercerita dengan alat peraga celemek cerita dalam meningkatkan
kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam.
Adapun pendekatan metode
penelitain ini adalah menggunakan
pendekatan kualitatif, karena dalam penelitian ini lebih mengutamakan
deskriptif analitik untuk memcahkan konsep-konsep di dalamnya, bukan mengunakan
konsep-konsep numeric statistik.
Dalam pelaksanaannya penelitian ini
terbagi atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I memberikan
pengajaran secara umum dan siklus II berkenaan dengan perumusan materi
pembelajaran.
Adapun kesimpulan dari penelitian
ini adalah metode pembelajarn bercerita dengan menggunakan alat peraga celemek
cerita yang di lakukan di Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam dalam rangka
untuk meningkatkan kemandirian anak adalah suatu pilihan yang tepat dan cermat.
Hal ini dapat dilihat dari paparan data perkembangan dari siklus I ke siklus berikutnya yang
terdapat perkembangan secara signifikan. Dapat dilihat dengan jelas dari kemandirian
anak yang mula-mula hanyamencapai 5% dengan penggunaan metode tepat dan cermat
akhirnya merubah menjadi 100%
KATA PENGANTAR
Tidak ada tutur kata yang
patut peneliti ucapkan, kecuali ucapan alhamdulillah. Karena atas rahmad, hidayah, dan nikmat-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang
berjudul “Penggunaan Celemek Cerita Untuk Meningkatkan Kemandirian Anak Paud
Kelompok A (Penelitan Tindak Kelas di Paud Zuleha Bram Itam).” Sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Penelitian ini tidak akan
dapat terlaksana sesuai dengan harapan peneliti, tanpa adanya
pengarahan-pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu ucapan
terimaksih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada
yang terhormat:
1.
DR. MUL AMRI, S.Pd, M.Pd. selaku
pembimbing dalam pelaksanaan penelitian ini
2.
Kepala beserta pengajar Paud Paud Zuleha Bram Itam
yang bersedia ditempati untuk kegiatan penelitian ini.
3.
Teman-teman sejawat dan seprofesi
yang tiada henti-hentinya dalam memberikan semangat kepada peneliti.
Insya Allah partisipasi dan bantuan Bapak/Ibu dari berbagai
pihak di atas akan selalu mendapat taufik, hidayah, dan rida dari Allah Swt.
Amin!
Akhirnya karena peneliti hanya manusia biasa yang penuh dengan kekhilafan,
tentu dalan penyusunan penulisan ini terdapat kesalahan-kesalahan dan
kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik datangnya dari mana
saja dan kapan saja akan penuliti terima dengan senang hati.
Bram Itam, Juli 2012
Peneliti,
Khikmaturraudhah
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
ABSTRAK
................................................................................................
KATA
PENGANTAR ..............................................................................
DAFTAR
ISI .............................................................................................
DAFTAR
GAMBAR.................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................
A.
Latar Belakang Masalah.........................................................
B. Rumusan Masalah .................................................................
C.
Tujuan Penelitian ....................................................................
D.
Hipotesis ................................................................................
E.
Lingkup Penelitian .................................................................
F.
Definisi Oprasional..................................................................
G.
Kegunaan Penelitian ..............................................................
BAB II KAJIAN TEORITIS
TENTANG METODE PENGAJAR -
AN CELEMEK CERITA DAN KEMANDIRIAN ANAK....
A. Konsepsi Metode Pengajaran ...............................................
B. Konsepsi Metode Pengajaran
“Celemek Cerita”....................
C. Konsepsi Kemandirian .........................................................
BAB
III METODE PENELITIAN .......................................................
A. Pendekatan Penelitian ...........................................................
B. Model Penelitian .................................................................
C. Rancangan Penelitian .............................................................
D. Data dan Sumber Data
Penelitian ..........................................
E. Teknik Analisis Data ..............................................................
F. Alokasi Penelitian....................................................................
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ..............
A.
Siklus I ................................................................................
B. Siklus .....................................................................................
BAB V PEMBAHASAN ......................................................................
A. Gambaran Metode
Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga
Celemek Cerita .....................................................................
B. Gambaran Kemandirian Anak Paud Kelompok A ...............
C. Gambaran Metode
Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga
“Celemek
Cerita dalam Meningkatkan Kemandirian Anak
BAB
VI KESIMPULAN DAN SARAN..................................................
A. Kesimpulan ............................................................................
B. Saran .....................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA ...............................................................................
LAMPIRAN
– LAMPIRAN
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang menyenangkan dengan prinsip “belajar
sambil bermain, bermain seyara belajar”. Berangkat dari sinilah pembelajaran
yang ada di Paud harus dicermati, sehinga apa yang diharapkan, yakni agar
anak-anak lebih mandiri dalam segala hal sesuai dengan kapasitas anak bisa
tercapai. Metode pengajaran yang tepat dan cermat akan mengarahkan anak-anak
pada hasil yang optimal.
Macam-macam
metode pengajaran di antaranya adalah metode bercerita, permainan bahasa,
sandiwara boneka, bercakap-cakap, dramatisasi, bermain peran, karya wisata, demontrasi, metode pemikiran
dan perasaan terbuka, dan pemanasan atau apersepsi
Tiap-tiap
metode tentu mempunyai tujuan secara khusus sekalipun kadang-kadang antara
metode yang satu dengan metode yang lain mempunyai tujuan yang sama. Hal itu
dapat dilihat dalam buku “Pedoman Guru Bidang Pengembangan Berbahasa di Paud”
yang dijelaskan:
Metode
bercerita mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih daya pikir, melatih
daya konsentrasi, membantu perkembangan fantasi, menciptakan suasana
menyenangkan, dan akrab di kelas.
Metode
permainan bahasa mempunyai tujuan anak mengerti apa yang dikatakan kepadanya,
anak pandai memusatkan perhatiannya pada apa yang didengarnya, anak pandai
menarik kesimpulan dan apa yang sudah didengarnya, dan anak suka mendengarkan
pembicaraan orang lain.
Metode
sandiwara boneka mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih daya pikir,
melatih daya konsentrasi, melatih membuat kesimpulan, membantu perkembangan
intelegensi, membantu perkembangan fantasi, dan menciptakan suasana senang di
kelas.
Metode
bercakap-cakap mempunyai tujuan mengembangkan kecakapan dan keberanian,
menyampaikan pendapat kepada orang lain, memberi kesempatan untuk berekspresi
secara lisan, memperbaiki lafal dan ucapan, dan mengembangkan intelegensi.
Metode
dramatisasi mempunyai tujuan memberi kesempatan yang sebaik-baiknya kepada anak
untuk mengekpresikan diri dan memenuhi kebutuhan meniru.
Metode
mengucapkan syair mempunyai tujuan memupuk persamaan irama dan perasaan
estetis, memperkaya perbendaraan kata, dan melatih daya ingatan.
Metode
bermain peran mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih daya konsentrasi,
melatih membuat kesimpulan, membantu perkembangan intelegensi, membantu
perkembangan fantasi, dan menciptakan suasana senang.
Metode
karya wisata mempunyai tujuan mengenal lingkungan secara langsung membantu
perkembangan intelegensi, dan menambah perbendaraan bahasa.
Begitu
juga dengan metode-metode yang lain, misalkan metode demontrasi, metode
pemikiran dan perasaan terbuka, maupun metode pemanasan atau apersepsi
masing-masing tentu mempunyai tujuan khusus.
Metode-metode
tersebut adalah sebuah variasi atau pilihan dalam setiap melakukan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh setiap pengajar, sehingga tidak akan
terjadi lagi penggunaan metode yang telah ditentukan melenceng atau tidak
sesuia dengan tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini misalkan metode cerita
dibantu dengan alat peraga yang menarik dan unik akan merangsang siswa untuk
betul-betul memperhatikan setiap apa yang akan
disampaikan oleh pengajar atau guru.
Untuk
menjadikan agar anak mandiri, agar anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan
orang lain adalah suatu harapan bagi semua pihak baik dari pihak sekolah maupun
pihak orang tua atau wali murid, karena kemandirian adalah suatu hal yang
sangat menting yang harus dimiliki oleh setiap anak. Agar tidak selalu bergantung pada orang lain. Kemandirian
adalah “Hal atau keadaan dapat berdiri sendiri, tanpa bergantung pada orang
lain.” (Tim.1996:555). Oleh karena itu metode bercerita dengan menggunakan alat
peraga clemek cerita adalah sebuah pilihan yang tepat.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah metode pembelajaran
bercerita dengan menggunakan alat peraga clemek cerita di Paud Zuleha Bram Itam?
2.
Sejauh manakah kemandirian anak
kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam.Sejauh manakah metode pembelajaran
bercerita dengan menggunakan alat peraga clemek cerita anak kelompok A di Paud
Zuleha Bram Itam dalam meningkatkan kemandirian anak?
C. Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui pembelajaran
bercerita dengat alat pegaga clemek cerita di Paud Zuleha Bram Itam.
2.
Untuk mengetahui kemandirian anak Paud
kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam.
3.
Untuk mengetahui sejauh mana
metode bercerita dengan alat peraga clemek cetita dalam meningkatkan
kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam.
D. Hipotesis
Berdasar atas rumusan masalah
sebagai mana di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai beriku:
Menggunakan metode pembelajaran
bercerita dengan alat peraga celemek cerita dapat meningkatkan kemandirian anak
Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam.
E. Lingkup Penelitian
Agar dalam pembehasan ini tidak
terlalu meluas, maka pembahasan hanya difokuskan pada penggunaan metode
pmbelajaran bercerita dengan menggunakan alat peraga celemek cerita kaitannya
dengan kemandirian anak Paud kelompok A. Penelitian ini dilakukan di Paud
Zuleha Bram Itam.
F. Definisi Oprasional
Agar tidak terjadi perbedaan arti,
maka dalam penelitian ini diperlukan pendefinisian hal-hal sebagai erikut:
- Penggunaan clemek cerita yang diajarkan di Paud Kelompok A Paud Zuleha Bram Itam adalah pengembangan atau variasi dari metode bercerita di bidang pengembangan kemampuan berbahasa di Taman Kanak-Kanak yang menggunakan alat peraga tidak langsung, yakni benda tiruan, gambar guntingan-guntingan yang ditempelkan pada celemek yang terbuat dari kain flannel.
- Yang dimaksud dengan kemandirian dalam penelitian ini adalah siswa dapat melakukan sesuatu yakni dapat memakai sepatu dan baju tanpa bantuan orang lain atau guru (pada saat di sekolah).
G. Kegunaan Penelitian
- Secara teoritis kegunaan penelitian ini dapat memperbanyak atau memperkaya tentang variasi metode pengajaran bercerita dengan penggunaan alat peraga tidak langsung di bidang pengembangan kemampuan berbahasa di Paud.
- Bisa dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para pengajar dalam rangka untuk memberikan variasai pengajaran agar tidak menjenuhkan.
BAB II
KAJIAN
TEORITIS TENTANG METODE PENGAJARAN CELEMEK CERITA DAN KEMANDIRIAN ANAK
A. Konsepsi Metode Pengajaran
“Metode adalah merupakan cara utama
yang bersifat umum dan luas yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan.”
(Surahman, 1978: 121).
Sedangkan pengajaran adalah, ”1
proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan; 2 perihal mengajar; segala
sesuatu mengenai mengajar.” (Tim. 1996: 13).
Dengan demikian metode pengajaran
berarti suatu cara utama yang bersifat umum dan luas dalam melakukan proses,
perbuatan, cara mengajar, atau mengajarkan untuk mencapai suatu tujuan.
Metode pengajaran di Paud amatlah
banyak. Sebagaimana yang telah dituangkan oleh peneliti pada bagian latar
belakang. Adapun metode-metode yang dimaksudkan adalah:
1.
Metode pemberian tugas, yaitu
metede yang memberikan kesempatan pada anak untuk melaksanakan tugas
berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan oleh guru sehingga anak
dapat mengalami secara nyata dan melaksanakan secara tuntas. Tugas dapat
diberikan secara berkelompok ataupun individual.
2.
Metode proyek, yaitu metode yang memberikan kesempatan pada
anak untuk menggunakan alam sekitar dan atau kegiatan sehari-hari anak sebagai
bahan pembahasan melalui berbagai kegiatan.
3.
Metode karya wisata, yaitu
kunjungan secara langsung ke objek-objek yang sesuai dengan bahan kegiatan yang
sedang dibahas di lingkungan kehidupan anak.
4.
Metode bermain peran, yaitu permainan
yang memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda sekitar anak sehingga dapat
mengembangkan daya khayal (imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan kegiatan
yang dilaksanakan.
5.
Metode demontrasi, yaitu cara
mempertunjukkan atau memeragakan suatu objek atau proises dari suatu kejadian
atau peristiwa.
6.
Metode bercerita (ceramah), yaitu
cara bertutur dan menyampaikan cerita atau memberikan penerangan secara lisan.
7.
Metode sosiodrama, yaitu suatu
cara memerankan beberapa peran dalam suatu cerita tertentu yang menuntut
integrasi di antara para pemerannya.
8.
Metode bercakap-cakap, yaitu suatu
cara bercakap-cakap dalam bentuk Tanya jawab antara anak dengan anak, atau anak
dengan guru.
B. Konsepsi Metode Pengajaran “Celemek Cerita”
“Bercerita
dengan alat peraga” dalam pelaksanaannya kegiatan ini dipergunakan alat peraga
dengan maksud untuk memberikan kepada anak suatu tanggapan yang tepat mengenai
hal-hal yang didengar dalam cerita. Dengan demikian dapat dihindarkan bahwa
tanggapan fantasi anak terlalu menyimpang dari apa sebenarnya yang dimaksud
oleh guru.
Alat peraga yang
dipergunakan, yaitu:
1.
Alat peraa langsung (binatang atau
benda yang sebenarnya).
2.
Alat peraga tak langsung, yakni
benda tiruan, gambar terlepas atau dalam buku dan guntingan - guntingan yang ditempelkan pada papan flannel. (Saleh,1988: 9).
Dari kutipan di atas dapat
dianalogikan bahwa pengajaran dengan clemek cerita adalah bentuk-bentuk
bercerita yang merupkan dari metode pengajaran dengan alat peraga tak langsung,
yakni seorang guru memakai celemek yang terbuat dari kain planel dengan
ditempeli gambar-gambar sesuai dengan cerita yang bisa dipasang dan dilepas
sesuai dengan kebutuhan.
C. Konsepsi Kemandirian
Kemandirian adalah “Hal atau keadaan dapat berdiri sendiri,
tanpa bergantung pada orang lain.” (Tim, 1996: 555).
Dalam buku “Membentuk Anak Mandiri,
Bermotivasi Tinggi dan Percaya Diri” dijelaskan anak disebut mandiri apabila :
1.
Mampu memberikan keputusan sendiri.
2.
Memiliki alternatif dalam mengambil keputusan.
3.
Tahua akan potensi yang dimiliki
dri sendiri.
4.
mampu mengerjakan tuga
kesehariannya sendiri.
5.
tidak bergantung pada orang
lain.(Racman, 2005:3).
Banyak
sekali anak usia Paud kelompok A
utamanya yang segala sesuatunya masih sangat tergantung kepada orang lain.
Semua aktivitas selalu masih harus dibantu orang lain. Di rumah masih harus
dibantu oleh kakak, ibu, atau ayah.
Misalkan anak ingin memakai sepatu, anak masih harus dibantu mencari
sepatu di mana berada, kemudian memakaikan sepatu. Begitu juga pada saat anak
ingin memakai baju anak masih harus dibantu dengan segala hal sampai baju
tersebut betul-betul terpakai. Anak yang masih demikian, yakni masih sangat
tergantung kepada orang lain, tidak mau berusaha atau tidak mau melakukan
setiap suatu kegiatan untuk kepentingan diri sendiri adalah anak yang belum mandiri.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Pendekatan
Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini sesuai dengan sifat penelitian adalah pendekatan kualitatif
karena dalam penelitian ini lebih mengutamakan deskreftif analitik untuk memecahkan
konsep-konsep di dalamnya bukan menggunakan numeric statistik.
“Penelitian kualitatif mengandalkan
pengamatan, berperan serta (partisipant observation), dan wawancara pendalaman
(indepth interview) sebagai instrumen.”(Bogdan, 1982:13)
:Penelitian kualitatif data yang
dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut mungkin berasal
dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan
dokumen resmi lainnya.” (Moleong, 19993:5).
Dalam
kesempatan lain juga dijelaskan, “Penelitian sendiri atau dengan bantuan orang
lain akan berperan sebagai alat pengumpul data utama. Peneliti disebut
instrumen kreatif, artinya ia sendiri yang harus rajin dan giat untuk menggali
beberapa informasi dan sekaligus peneliti juga sebagai pengumpul, penganalisis,
dan pembuat laporan penelitian.”(Moleong.1994:17).
B. Model Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Rangkaian tindakan akan melalui tahapan-tahapan, yakni tahapan
perencanaan, tindakan, pengamatan, analisis dan refleksi. Dari hasil analisis
dan refleksi setiap akhir kegiatan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
Adapun metode pembelajaran yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode cerita dengan penggunaan alat
peraga clemek cerita untuk menarik perhatian siswa pada saat pembelajaran.
C. Rancangan Penelitian
Siklus I
|
Perencanaan
Identifikasi masalah dan penetapan alternatif masalah
|
- Menentukan tema
- Membuat satuan kegiatan
harian
- Mempersiapkan alat
peraga/sumber belajar
- Menyiapkan instrumen
observas1
|
Tindakan
|
- Melaksanakan pengajaran dengan mnggunakan alat peraga celemek
cerita yang bergambar anak pandai memakau sepatu dan anak pandai memapakai
baju. Secara bergantian sesuai dengan kebutuhan.
- Mengelompokkan anak dari anak
30 menjadi
dua
kelompk.
- Mempraktikkan memakai baju
- Mempraktikkan memakai sepatu
|
|
Pengamatan
|
- Melakukan observasi dengan
menggunakan
format data observasi tindakan kelas dengan
kreteria penilaian
- 1. belum mampu
- 2. mampu dengan bantuan
- 3. mampu tanpa bantuan
- 4. mampu melebihi program guru
|
|
Refeksi
|
- Objek penelitian sebanyak 30
anak dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran
konsentrasi
anak tidak bisa makksimal
- Pelaksanaan kegiatan kelompok
praktik
memakai sepatu dan baju, belum berhasil
secara
maksimal.
|
|
Siklus II
|
Perencanaa
|
- menentukan tema
- membuat satuan kegiatan
harian
- mempersiapkan alat peraga
clemek cerita,
bergambar anak pandai memakai sepatu dan
anak pantai memakai baju.
- menyiapkan intrumen observasi
|
Tindakan
|
- melaksanakan pengajaran
dengan menggunakan
alat peraga, clemek cerita, gambar-gambar
sesuai dengan yang diharakan, dan sepatu
sejumlah objek penelitian 30 anak.
- Mengeklompokkan anak menjadi
tiga
kelompok dengan tiap kelompok sepuluh
anak.
- Mempraktikkan memakai baju,
dan
mempraktikkan memakai sepatu.
|
|
Pengamatan
|
- Melakukan observasi dengan
menggunakan
format data observasi tindakan kelas dengan
krteria penelaian
-1. sama sekali belum mampu
-2. mampu dengan bantuan
-3. mampu tanpa bantuan
-4. mampu melebihi program guru
|
|
Refleksi
|
- Objek penelitian sebanyak 30 anak (satu
kelas)
- Melaksanakan kegiatan
kelompok praktik
memakai spatu dan memakai baju.
|
|
Perencanaan
|
- Menentukan tema
- Membuat satuan kegiatan
harian
- Mempersiapkan alat peraga
clemek cerita yang
bergambar sepatu dan baju.
- Anak dipersipkan masuk kamar
mandi
|
|
Tindakan
|
- Melaksanakan pengajaran
dengan
menggunakan alat peraga clemek cerita yang
bergambar sesuai dengan harapan.
- Mengelompokkan anak menjadi
tiga kelompok
d
- Anak berdiskusi
- Anak mempraktikkan memakai
sepatu dan
mempraktikkan memakai baju.
|
|
Pengamata
|
- Mengumpulkan data observasi
|
|
Refleksi
|
- Objek penelitian 30 anak satu
kelas
- Pengumpulan data observasi
- Rekapitulasi nilai
- Menentukan keberhasilan
penelitian
- Praktik memakai sepatu
sendiri dan memekai
baju sendiri.
|
D. Data dan Sumber Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah berupa catatan-catatan, rencana atau persiapan mengajar, laporan,
dan dokumen-dokumen lain yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Adapun
sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan Paud Zuleha Bram Itam.
E. Teknik Analisis Data
Dalam
penganalisisan data ini peneliti menggunakan model deskripsi. Deskripsi
bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa atau kejadian yang ada sebagaimana
pernyataan, “Deskripsi digunakan apabila
bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa dan kejadian
yang ada sesuai dengan apa adanya.” (Sudjana, 1987:53). Deskripsi yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data secara objektif, apa
adanya yang terdapat dalam Paud Zuleha Bram Itam baik dari segi persiapan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru, proses selama pembelajaran pembelajaran,
maupn evaluasi pembelajarnnya.
|
F. Lokasi Penelitian
Lokasi
penelitian yang diambil oleh peneliti adalah Paud Zuleha Bram Itam. Pemilihan
lokasi ini didasarkan pada hasil observasi lbahwa lokasi tersebut sangat strategis dan mudah di
jangkau karena terletak di tengah kota. Selain itu sekolah ini tergolong sekolah yang dianggap bermutu dan difavoritkan oleh masyarakat,
sehingga animo masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya sangat-sangatlah
tinggi. Hal tersebut dapat dibuktikan pada setiap penerimaan siswa baru banyak
sekali yang datang dari luar kecamatan sidoarjo harus siap bersaing antara satu
dengan yang lain dan siap untuk tidak diterima karena kapasitas yang tersedia
sangat terbatas. Sekalipun dalam kegiatan sehari-harinya dalam kegiatan pembelajaran masih banyak dijumpai siswa yang belum bisa
mandiri untuk melakukan kegiatan yang berkenaan dengan dirinya sendiri.
Misalkan anak masih harus dibantu memakai sepatu, yang seharusnya sudah tidak perlu dibantu
lagi, begitu juga dengan kegiatan yang lain misalkan memakai baju, anak masih
mencari guru-gurunya untuk membantu memakaikan.
Oleh karena itu perlu adanya variasi pembelajaran yang lebih menarik,
lebih hidup, dan tidak menjenuhkan.
BAB
IV
PAPARAN
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Berdasar atas observasi dan hasil
diskusi guru atau pengajar kelompok A di
Paud Zuleha Bram Itam ternyata pada
umumnya masih banyak yang terfokus pada petunjuk-petunnjuk atau teknik-teknik
yang telah ada pada buku-buku pedoman ke-PAUD-an. Hal tersebut sebetulnya sudah
bagus. Akan tetapi untuk mengurangi kejenuhan anak dalam tiap pembelajaran guru
harus kaya dengan metode pembelajaran dan kaya dalam mengoptimalkan penggunaan
alat peraga, sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan, yakni agar anak bisa
lebih mandiri bisa tercapai sesuai dengan harapan.
Agar permasalahan keterpakuan
penggunaan alat peraga sangat bergantung pada buku-buku yang ada akhirnya
menimbulkan kejenuhan segera dapat teratasi, salah satunya adalah perlunya
adanya pengayaan metode bercerita dengan penggunaan alat peraga celemek cerita.
Dalam
penelitian ini terbagi atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II yang
masing-masing siklus terbagi atas bagian-bagian, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi dan masing-masing bagian terbagi atas beberapa bagian lagi.
A. Siklus I
1.
Perencanaan
Dalam penelitian ini peneliti
selain sebagai subjek penelitian juga sebagai objek penelitian, yang dibantu
oleh guru lain. Dengan demikian objek penelitian selain peneliti sendiri juga
terdapat guru lain. Oleh karena itu pemahaman konseptual sampai dengan
persiapan-persiapan administrasi pengajaran harus tertata dengan baik. Adapun
yang perlu dipahami dan disiapkan adalah penentuan tema yang harus diajarkan,
kemudian pembuatan program mingguan, dilanjutkan dengan satuan kegiatan harian,
setelah itu persiapan alat peraga atau sumber belajar yang dalam bagian
alat peraga ini harus diperjelas tentang alat peraga yang digunakan, yakni
“celemek cerita”, sedangkan selanjutnya adalah persiapan instrumen observasi.
|
2.
Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran ini dilakukan sebanyak empat kali
pertemuan. Dalam pembelajaran ini selalu menggunakan alat peraga celemek cerita
dengan gambar anak pandai memakai sepatu dan anak pandai memakai baju.
Pertemuan I
Guru bercerita tentang anak yang memakai sepatu dan baju
Pertemuan II
Mengelompokkan anak 30 menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok ada
15 anak.
Pertemuan III
Pemberian contoh pemakaian sepatu dan pemakain baju dari masing-masing kelompok
dua anak.
Pertemuan IV
Guru memandu kepada anak secara bersama-sama untuk memakai sepatu dan
baju yang benar.
3.
Pengamatan
Pertemuan I
Melaksanakan observasi dengan menggunakan format data obserfasi tindakan
kelas dengan kreteria penilan sebagai berikut:
1 = belum mampu
2 = mampu dengan bantuan
3 = mampu tanpa bantuan
4 = mampu melebihi program guru
Hasil di lapangan setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan
memakai baju dengan menggunakan alat perga celemek cerita bergambar anak mempraktikkan
memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh dua guru dengan jumlah 30 murid. Hasilnya anak masih belum mampu.
Pertemuan II
Setelah guru bercerita di depan anak dengan menggunakan celemek cerita
yang ditempeli gambar anak pandai memakai sepatu dan gambar anak pandai memakai baju, anak disuruh mempraktikkan
memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh dua guru dari 30 murid yang
dikelompokkan menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok 15 anak, hasilnya
anak mampu, tetapi masih dengan bantuan.
Pertemuan III
Setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan memakai baju
dengan menggunakan alat perga celemek cerita bergambar anak mempraktikkan
memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh dua guru dengan
pengelompokkan dari 30 murid menjadi
tiga kelompok. Masing masing
kelompok terdiri atas 10 anak, hasilnya anak mampu, tetapi masih dengan
bantuan guru.
Pertemuan IV
Setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan memakai baju
dengan menggunakan alat peraga celemek cerita bergambar anak pandai memakai
sepatu dan gambar anak pandai memakai baju, selanjutnya anak disuruh
mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh dua guru
dengan pengelompokkan dari 30 murid menjadi
enam kelompok masing-masing kelompok lima anak, hasilnya anak mampu
melakukan tanpa bantuan.
4.
Refleksi
Peertemuan I
Objek penelitian sebanyak 30 anak dalam pelaksanaan pembelajaran
konsentrasi anak tidak bisa maksimal, sehingga pelaksanaan kegiatan praktik
memakai baju dan memakai sepatu belum berhasil.
Pertemuan II
Pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai baju dan memakai sepatu dapat dikatakan anak masih belum mampu
meskipun sudah dikelompokkan dua kelompok dari tiga puluh anak.
Pertemuan III
Pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai baju dan memakai sepatu sudah
mulai mampu, meskipun masih dengan bantuan guru. Adapun pembagian kelompoknya
adalah 30 murid dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yang masing-masing
kelompok terdiri atas 10 anak.
Pertemuan IV
Dalam pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai sepatu dan memakai baju
ternyata anak mampu tampa bantuan guru dari 30 murid. Sedangkan pembagian
kelompoknya adalah dibagi menjadi enam kelompok, yang masing-masing kelompok
terdiri atas lima anak.
B. Siklus II
Siklus kedua ini sistematika yang
peneliti gunakan sama; tidak jauh berbeda dengan siklus pertama. Pada siklus
ini juga terdapat empat tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap tindakan. tahap
pengamatan, dan tahab refleksi. Pada tiap-tiap tahap tebagi atas beberapa
pertemuan. Adapun perbedaan yang paling signifikan dari siklus II bila
dibandingkan dengan siklus I adalah pada penekanan kualitas hasil, pada siklus
I kemandirian anak masih tergolong longgar, yakni yang penting anak mau memakai
sepatau atau baju dan waktu yang digunakan tidak mutlak sebagai tolok ukur,
Sedangkan pada siklus II kualitas
kemandirian dan keterampilan adalah sebagai titik tekan yang utama.
BAB
V
PEMBAHASAN
Agar
memperoleh gambaran yang jelas tentang penggunaan celemek cerita dalam rangka untuk
meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam,
peneliti akan memaparkan gambaran tentang metode pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek cerita,
gambaran kemandirian anak Paud kelompok A, dan gambaran pembelajaran bercerita
dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian anak.
A. Gambaran Metode Pembelajaran
Bercerita dengan Alat Peraga “Celemek
Cerita”
Guru
mengajar dengan memakai celemek cerita yang ditempeli gambar anak yang pandai
memakai sepatu dan gambar anak yang pandai memakai baju. Penempelan gambar
tersebut dilakukan secara bergantian, mula-mula gambar yang ditempelkan adalah
gambar anak yang pandai memakai sepatu dan yang selanjutnya adalah gambar anak
yang pandai memakai baju. Pada awal masuk ini guru hanya ingin menarik
perhatian anak-anak agar kegiatan pembelajaran segera terkondisikan. Untuk
menguji apakah anak-anak secara mayoriotas atau minoritas sudah bisa memakai
sepatu dan baju tanpa bantuan orang lain, maka guru tanpa banyak komentar
tentang bagaimana cara memakai sepatu atau baju. Akan tetapi guru secara langsung
memerintahkan kepada anak agar melapas sepatu yang dikenakan kemudian
memakainya kembali. Selain itu guru juga memerintahkan agar anak memakai baju
yang telah disiapkan dari rumah. Hasilnya dapat diketahui dari 30 anak yang
bisa memakai sepatu hanya dua anak dan yang bisa memakai baju hanya 1 anak.
Cara tersebut tampaknya kurang berhasil, maka selanjutnya cara yang digunakan
oleh guru agar siswa bisa memakai sepatu dan baju tanpa bantuan orang lain
adalah dengan cra mempraktikan. Yaitu memanggil dua anak ke depat sebagai
peragaan untuk mempraktikkan cara memakai sepatu dan cara memakai baju secara
bergantian dengan bantuan seorang guru.. Setelah itu seluruh anak dengan cara
dikelompokkan mempraktikkan cara memakai sepatu dan cara memakai baju. Dari 30
anak yang disuruh untuk memakai sepatu dan memakai baju 12 anak yang bisa
memakai sepatu 10 anak yang bisa memakai baju. Cara mempraktikan memakai sepatu
dan memakai baju ini diulang-ulang sampai sdengan empat kali dan hasi akhir menunjukkan dari 30 anak yang
bisa memakai sepatu 30 anak dan anak yang bisa memaskai baju 30 anak.
|
Aktivitas dan reaksi siswa dalam penggunaan peraga
celemek cerita ini bermacam-macam. Ada yang melihat saja dari kejauhan sambil
memperhatikan gerak-gerik gurunya, ada yang ingin melihat dari dekat sambil
memperhatikan gambar secara seksama sambil berkomentar macam-macam, “O, gambar
orang dan ini gambar sepatu.” “Ini gambar siapa Bu?” “Bu, Bu, mengapa memakai
ini Ibu masak ya?” “Mengapa Ibu memakai
celemek?” dan lain-lain.
B. Gambaran Kemandirian Anak Paud Kelompok A
Berdasarkan pengamatan anak kelompok
A Paud Zuleha Bram Itam pada saat kegiatan belajar dapat dilihat dari 30 anak
yang bisa memakai sepatu dan memakai baju tanpa bantuan sama sekali dari guru
adalah dua anak memakai sepatu dan satu anak memakai baju. Hal tersebut terjadi
pada pertemuan pertama. Sedangkan pada
pertemuan berikutnya anak yang sudah bisa memakai sepatu dua belas anak anak
dan yang sudah bisa memakai baju 10 anak. Pada pertemuan ketiga anak yang sudah
bisa memakai sepatu 25 anak dan anak yang sudah bisa memakai baju 24 anak.
Sedangkan untuk pertemuan keempat anak yang bisa mmakai sepatu 30 anak dan yang bisa memakai baju 30 anak.
C. Gambaran
Metode Pembelajaran Bercerita dengan
Alat Peraga “Celemek Cerita” Dalam Meningkatkan Kemandirian Anak
Penggunaan
metode bercerita dengan alat peraga celemek cerita dalam meningkatkan
kemandirian anak dapat dilihat pada BAB V bagian A dan bagian B pada awalnya 30 anak memakai sepatu dan baju
masih harus dibantu oleh guru karena anak yang bisa memakai sepatu dua anak dan
yang bisa memakai baju hanya satu anak. Akan tetapi setelah menggunakan metode
bercerita dengan dibantu alat peraga celemek cerita 100 persen bisa
mandiri. Artinya dari 30 murid yang bisa
memakai sepatu 30 murid, begitu juga yang bisa memakai baju 30
murid.
Perkembangan
keberhasilan metode bercerita dengan penggunaan alat peraga celemek cerita dari
30 murid Paud Zuleha Bram Itam yang
diteliti dapat dilihat pada tabel berikut:
No.
|
Pertemuan
|
Hasil
yang Dicapai
|
|||
Siswa
yang bisa memakai sepatu
|
Presentsi
Keberhasilan
|
Siswa
yang bisa memakai baju
|
Presentasi
Kebehasilan
|
||
1
|
Pertemuan I
|
2
|
6
%
|
1
|
3
%
|
2
|
Pertemuan II
|
12
|
36
%
|
10
|
30
%
|
3
|
Pertemuan III
|
25
|
75
%
|
24
|
72
%
|
4
|
Pertemuan IV
|
30
|
100
%
|
30
|
100
%
|
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dari
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Metode pembelajaran bercerita
dengan alat peraga celemek cerita yang dilakukan di Paud Zuleha Bram Itam dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian
anak adalah suatu pilihan yang tepat dan cermat.
2.
Kemandirian anak kelompok A di Paud
Zuleha Bram Itam masih perlu ditingkatkan, karena tingkat kemandirian mereka
untuk melakukan sesuatu sehari-hari untuk kepentingan diri sendiri masih sangat
rendah. Hal itu dapat dilihat seperti pada saat memakai sepatu masih harus dibantu oleh guru, begitu juga
memakai baju anak masih harus dibantu oleh guru.
3.
Metode Pembelajaran Bercerita
dengan alat peraga celemek cerita dapat meningkatkan kemandirian anak, hal ini
dapat dilihat dari paparan data perkembangan dari siklus I ke siklus berikutnya yang terdapat perkembangan secara signifikan.
Dapat dengan jelas dilihat dari kemandirian anak yang semula hanya mencapai 6%
untuk anak yang memakai sepatu dan 3% untuk anak yang memakai baju. Dengan
penggunaan metode tepat dan cermat akhirnya baik memakai sepatu maupun baju
berubah menjadi 100%.
B. SARAN
- Agar pembelajaran menjadi menarik seorang pengajar harus pandai-pandai memilih metode yang tepat dan cermat dalam setiap melaksanakan kegiatan belajar megajar, jangan hanya terpaku pada metode dan penggunaan alat peraga yang ada dalam buku, maka pada giliran selanjutnya adalah siswa merasa bosan dan jenuh karena metode yang digunakan oleh guru monoton.
- Semoga Paud Zuleha Bram Itam minimal bisa mempertahankan metode-metode yang cermat dan tepat dalam setiap melaksanakan kegiatan pembelajarannya dan lebih baik lagi bila selalu berusaha dan belajar untuk meningkatkan demi kebaikan bersama.
DAFTAR
PUSTAKA
Moleong, Lekxy
J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bantung: PT Remaja.
Rachman, Arief.
2005. Memebntuk Anak Mandiri, Bermotivasi tinggi, dan Percaya Diri.
Jakarta: Nikita.
Sujana, Nana.
1997. Tuntunan Penyusunan Karya
Ilmiah (Makalah – Skripsi – Tesis – disertasi) Jakarta: Sinar Baru
Algensindo.
Surahmad,
Winarno. 1994 . Dasar dan Teknik Reasearh. Bandung: Tarsita
Saleh, Chasman.
1988. Pedoman Guru Bidang Pengembangan kemampuan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.
Tim. 1990 Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Tim. 1996. Pedoman Guru
Bidang Pengembangan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen
Pendidikan. Dan Kebudayaan.
Tim. 1997. Metode Khusus Pengembasngan
Keterampilan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Tim. 1997. Mendidik Kusus
Pengembangan Daya Pikir di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
LAMPIRAN –
LAMPIRAN :
DATA OBSERVASI
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
No.
|
Nama Anak
|
Jenis Kegiatan
|
Keterangan
|
|||||||
Dapat Memakai
Sepatu
|
Dapat Memakai Baju
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
M. Syeikhul Islam Al akbar
|
|||||||||
2
|
Rusdian Ahmad Atrisa
|
|||||||||
3
|
M. Haswin Alrasi
|
|||||||||
4
|
M. Raikhan
|
|||||||||
5
|
Asfah Asfiak
|
|||||||||
6
|
Bagas kukuh Priambodo
|
|||||||||
7
|
Evan Raikhan Refendi
|
|||||||||
8
|
Figuh Rixki Ananda
|
|||||||||
9
|
Lintang Samudra T
|
|||||||||
10
|
Fahmi bdul Azis
|
|||||||||
11
|
M. Rizal Aulia R.
|
|||||||||
12
|
M. Rafi Fahruddin
|
|||||||||
13
|
Kevin
|
|||||||||
14
|
Yuen Sello P.
|
|||||||||
15
|
Hijar Habibullah
|
|||||||||
16
|
Aulia Rahmah S.
|
|||||||||
17
|
Jihan Sabita
|
|||||||||
18
|
Nabila Yasmin
|
|||||||||
19
|
Rahmah Dini
|
|||||||||
20
|
Safana Safia Putri
|
|||||||||
21
|
Salsabila Laliatul F.
|
|||||||||
22
|
Aninda Fadillah
|
|||||||||
23
|
Annisa Cahya Fatikah
|
|||||||||
24
|
Aura Hawa Mega Mustika
|
|||||||||
25
|
Dea Putri Marita
|
|||||||||
26
|
Nadira Safa Mediati
|
|||||||||
27
|
Rania Ikdatul N.
|
|||||||||
28
|
Karina Salsabila
|
|||||||||
29
|
Hilfia Faradika Sasmi
|
|||||||||
30
|
Nadia Hasna Maulidia
|
Kreteria
Nilai: Bram Itam, 04 Juni
2012
1 : belum mampu Guru Kelompok A
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program
guru
Khikmaturraudhah
DATA OBSERVASI
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
No.
|
Nama Anak
|
Jenis Kegiatan
|
Keterangan
|
|||||||
Dapat Memakai
Sepatu
|
Dapat Memakai Baju
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
M. Syeikhul Islam Al akbar
|
|||||||||
2
|
Rusdian Ahmad Atrisa
|
|||||||||
3
|
M. Haswin Alrasi
|
|||||||||
4
|
M. Raikhan
|
|||||||||
5
|
Asfah Asfiak
|
|||||||||
6
|
Bagas kukuh Priambodo
|
|||||||||
7
|
Evan Raikhan Refendi
|
|||||||||
8
|
Figuh Rixki Ananda
|
|||||||||
9
|
Lintang Samudra T
|
|||||||||
10
|
Fahmi bdul Azis
|
|||||||||
11
|
M. Rizal Aulia R.
|
|||||||||
12
|
M. Rafi Fahruddin
|
|||||||||
13
|
Kevin
|
|||||||||
14
|
Yuen Sello P.
|
|||||||||
15
|
Hijar Habibullah
|
|||||||||
16
|
Aulia Rahmah S.
|
|||||||||
17
|
Jihan Sabita
|
|||||||||
18
|
Nabila Yasmin
|
|||||||||
19
|
Rahmah Dini
|
|||||||||
20
|
Safana Safia Putri
|
|||||||||
21
|
Salsabila Laliatul F.
|
|||||||||
22
|
Aninda Fadillah
|
|||||||||
23
|
Annisa Cahya Fatikah
|
|||||||||
24
|
Aura Hawa Mega Mustika
|
|||||||||
25
|
Dea Putri Marita
|
|||||||||
26
|
Nadira Safa Mediati
|
|||||||||
27
|
Rania Ikdatul N.
|
|||||||||
28
|
Karina Salsabila
|
|||||||||
29
|
Hilfia Faradika Sasmi
|
|||||||||
30
|
Nadia Hasna Maulidia
|
Kreteria
Nilai: Bram Itam, 18 Juni 2012
1 : belum mampu Guru Kelompok A
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program
guru
Khikmaturraudhah
DATA OBSERVASI
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
No.
|
Nama Anak
|
Jenis Kegiatan
|
Keterangan
|
|||||||
Dapat Memakai
Sepatu
|
Dapat Memakai Baju
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
M. Syeikhul Islam Al akbar
|
|||||||||
2
|
Rusdian Ahmad Atrisa
|
|||||||||
3
|
M. Haswin Alrasi
|
|||||||||
4
|
M. Raikhan
|
|||||||||
5
|
Asfah Asfiak
|
|||||||||
6
|
Bagas kukuh Priambodo
|
|||||||||
7
|
Evan Raikhan Refendi
|
|||||||||
8
|
Figuh Rixki Ananda
|
|||||||||
9
|
Lintang Samudra T
|
|||||||||
10
|
Fahmi bdul Azis
|
|||||||||
11
|
M. Rizal Aulia R.
|
|||||||||
12
|
M. Rafi Fahruddin
|
|||||||||
13
|
Kevin
|
|||||||||
14
|
Yuen Sello P.
|
|||||||||
15
|
Hijar Habibullah
|
|||||||||
16
|
Aulia Rahmah S.
|
|||||||||
17
|
Jihan Sabita
|
|||||||||
18
|
Nabila Yasmin
|
|||||||||
19
|
Rahmah Dini
|
|||||||||
20
|
Safana Safia Putri
|
|||||||||
21
|
Salsabila Laliatul F.
|
|||||||||
22
|
Aninda Fadillah
|
|||||||||
23
|
Annisa Cahya Fatikah
|
|||||||||
24
|
Aura Hawa Mega Mustika
|
|||||||||
25
|
Dea Putri Marita
|
|||||||||
26
|
Nadira Safa Mediati
|
|||||||||
27
|
Rania Ikdatul N.
|
|||||||||
28
|
Karina Salsabila
|
|||||||||
29
|
Hilfia Faradika Sasmi
|
|||||||||
30
|
Nadia Hasna Maulidia
|
Kreteria
Nilai: Bram Itam, 02 Juli
2012 2006
1 : belum mampu Guru Kelompok A
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program
guru
Khikmaturraudhah
DATA OBSERVASI
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
No.
|
Nama Anak
|
Jenis Kegiatan
|
Keterangan
|
|||||||
Dapat Memakai
Sepatu
|
Dapat Memakai Baju
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
M. Syeikhul Islam Al akbar
|
|||||||||
2
|
Rusdian Ahmad Atrisa
|
|||||||||
3
|
M. Haswin Alrasi
|
|||||||||
4
|
M. Raikhan
|
|||||||||
5
|
Asfah Asfiak
|
|||||||||
6
|
Bagas kukuh Priambodo
|
|||||||||
7
|
Evan Raikhan Refendi
|
|||||||||
8
|
Figuh Rixki Ananda
|
|||||||||
9
|
Lintang Samudra T
|
|||||||||
10
|
Fahmi bdul Azis
|
|||||||||
11
|
M. Rizal Aulia R.
|
|||||||||
12
|
M. Rafi Fahruddin
|
|||||||||
13
|
Kevin
|
|||||||||
14
|
Yuen Sello P.
|
|||||||||
15
|
Hijar Habibullah
|
|||||||||
16
|
Aulia Rahmah S.
|
|||||||||
17
|
Jihan Sabita
|
|||||||||
18
|
Nabila Yasmin
|
|||||||||
19
|
Rahmah Dini
|
|||||||||
20
|
Safana Safia Putri
|
|||||||||
21
|
Salsabila Laliatul F.
|
|||||||||
22
|
Aninda Fadillah
|
|||||||||
23
|
Annisa Cahya Fatikah
|
|||||||||
24
|
Aura Hawa Mega Mustika
|
|||||||||
25
|
Dea Putri Marita
|
|||||||||
26
|
Nadira Safa Mediati
|
|||||||||
27
|
Rania Ikdatul N.
|
|||||||||
28
|
Karina Salsabila
|
|||||||||
29
|
Hilfia Faradika Sasmi
|
|||||||||
30
|
Nadia Hasna Maulidia
|
Kreteria
Nilai:
Bram Itam, 16 Juni 2012
1 : belum mampu Guru Kelompok A
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program
guru
Khikmaturraudhah