like facebook

Sabtu, 24 November 2012

PTK PAUD

Share on :

HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Judul Penelitian
Penggunaan Celemek cerita untuk meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam
Identitas Peneliti
  1. Nama Lengkap
  2. Jenis Kelamin
  3. Pangkat/ Golongan/NIP
  4. Asal Sekolah
  5. Alamat rumah dan No. Telp

Khikmaturraudhah
Wanita                         
-
Paud Zuleha Bram Itam
Jl. Lintas Ka.Tungkal – Jambi, 085269101115
Lama penelitian
2 Bulan. Juni s.d. Juli 2012

                                                                                    Bram Itam,    Juli 2012
                                                                                    Peneliti
                                                                                                 


                                                                                    Khikmaturraudhah
                                                                    



ABSTRAK

Khikmaturraudhah,   2012, Penggunaan   Celemek  Cerita untuk Meningkatkan
Kemandirian Anak Paud Kelompok A (Penelitian Tindakan Kelas di Paud Zuleha Bram Itam
Kata Kunci : Penggunaan Celemek Ceria, Kemandirian Anak
            Penggunaan celemek cerita untuk meningkatkan kemandirian anak adalah suatu usaha agar kegiatan pembelajaran di Paud tidak monoton, membosankan, dan menjenuhkan. Dalam kenyataannya kegiatan pembelajaran masih sangat tekstual, sehingga bentuk-bentuk analogi yang harus di kembangkan secara kontekstual masih terkesan staknasi. Akibat dari pembelajaran seperti itu, untuk mendongkrak agar anak bisa lebih mandiri dan dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain akan terhambat.
            Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek cerita di Paud Zuleha Bram Itam.  2) Untuk mengetahui kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam. 3) Untuk mengetahu sejauh mana metode bercerita dengan alat peraga celemek cerita dalam meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam.
            Adapun pendekatan metode penelitain  ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif, karena dalam penelitian ini lebih mengutamakan deskriptif analitik untuk memcahkan konsep-konsep di dalamnya, bukan mengunakan konsep-konsep numeric statistik.
            Dalam pelaksanaannya penelitian ini terbagi atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I memberikan pengajaran secara umum dan siklus II berkenaan dengan perumusan materi pembelajaran.




            Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajarn bercerita dengan menggunakan alat peraga celemek cerita yang di lakukan di Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian anak adalah suatu pilihan yang tepat dan cermat. Hal ini dapat dilihat dari paparan data perkembangan  dari siklus I ke siklus berikutnya yang terdapat perkembangan secara signifikan. Dapat dilihat dengan jelas dari kemandirian anak yang mula-mula hanyamencapai 5% dengan penggunaan metode tepat dan cermat akhirnya merubah menjadi 100%





KATA PENGANTAR


Tidak ada tutur kata yang patut peneliti ucapkan, kecuali ucapan alhamdulillah. Karena atas   rahmad, hidayah, dan nikmat-Nyalah  peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Penggunaan Celemek Cerita Untuk Meningkatkan Kemandirian Anak Paud Kelompok A (Penelitan Tindak Kelas di Paud Zuleha Bram Itam).”  Sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Penelitian ini tidak akan dapat terlaksana sesuai dengan harapan peneliti, tanpa adanya pengarahan-pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu ucapan terimaksih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada yang terhormat:
1.      DR. MUL AMRI, S.Pd, M.Pd. selaku pembimbing dalam pelaksanaan penelitian ini
2.      Kepala   beserta pengajar Paud Paud Zuleha Bram Itam yang bersedia ditempati untuk kegiatan penelitian ini.
3.      Teman-teman sejawat dan seprofesi yang tiada henti-hentinya dalam memberikan semangat kepada peneliti.
Insya Allah partisipasi dan bantuan Bapak/Ibu dari berbagai pihak di atas akan selalu mendapat taufik, hidayah, dan rida dari Allah Swt. Amin!
Akhirnya karena peneliti hanya  manusia biasa yang penuh dengan kekhilafan, tentu dalan penyusunan penulisan ini terdapat kesalahan-kesalahan dan kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik datangnya dari mana saja dan kapan saja akan penuliti terima dengan senang hati.

                                                                     Bram Itam, Juli 2012
                                                                                    Peneliti,


                                                                          Khikmaturraudhah
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................         
KATA PENGANTAR ..............................................................................         
DAFTAR ISI .............................................................................................         
DAFTAR GAMBAR.................................................................................         
BAB    I  PENDAHULUAN.....................................................................         
A. Latar Belakang Masalah.........................................................         
 B. Rumusan Masalah .................................................................         
C. Tujuan Penelitian ....................................................................         
D. Hipotesis ................................................................................         
E. Lingkup Penelitian .................................................................         
F. Definisi Oprasional..................................................................         
G. Kegunaan Penelitian ..............................................................         
BAB   II   KAJIAN   TEORITIS   TENTANG METODE PENGAJAR    -
AN CELEMEK  CERITA DAN KEMANDIRIAN ANAK....         
A. Konsepsi Metode Pengajaran  ...............................................         
B. Konsepsi Metode Pengajaran “Celemek Cerita”....................         
                 C. Konsepsi Kemandirian .........................................................         
BAB III  METODE PENELITIAN   .......................................................         
               A. Pendekatan Penelitian  ...........................................................         
               B. Model Penelitian    .................................................................         
               C. Rancangan Penelitian .............................................................         
               D. Data dan Sumber Data Penelitian ..........................................         
               E. Teknik Analisis Data ..............................................................         
F. Alokasi Penelitian....................................................................         





BAB  IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ..............         
A.    Siklus I  ................................................................................         
B. Siklus .....................................................................................         
BAB    V PEMBAHASAN ......................................................................         
A. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga
Celemek Cerita .....................................................................         
                B. Gambaran Kemandirian Anak Paud Kelompok A ...............         
C. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga
 “Celemek  Cerita dalam Meningkatkan Kemandirian Anak         
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..................................................         
A. Kesimpulan ............................................................................         
               B. Saran  .....................................................................................         
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................         
LAMPIRAN – LAMPIRAN





vii
 
 
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

            Pendidikan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang menyenangkan dengan prinsip “belajar sambil bermain, bermain seyara belajar”. Berangkat dari sinilah pembelajaran yang ada di Paud harus dicermati, sehinga apa yang diharapkan, yakni agar anak-anak lebih mandiri dalam segala hal sesuai dengan kapasitas anak bisa tercapai. Metode pengajaran yang tepat dan cermat akan mengarahkan anak-anak pada hasil yang optimal.
Macam-macam metode pengajaran di antaranya adalah metode bercerita, permainan bahasa, sandiwara boneka, bercakap-cakap, dramatisasi, bermain peran,  karya wisata, demontrasi, metode pemikiran dan perasaan terbuka, dan pemanasan atau apersepsi
Tiap-tiap metode tentu mempunyai tujuan secara khusus sekalipun kadang-kadang antara metode yang satu dengan metode yang lain mempunyai tujuan yang sama. Hal itu dapat dilihat dalam buku “Pedoman Guru Bidang Pengembangan Berbahasa di Paud” yang dijelaskan:
Metode bercerita mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih daya pikir, melatih daya konsentrasi, membantu perkembangan fantasi, menciptakan suasana menyenangkan, dan akrab di kelas.
Metode permainan bahasa mempunyai tujuan anak mengerti apa yang dikatakan kepadanya, anak pandai memusatkan perhatiannya pada apa yang didengarnya, anak pandai menarik kesimpulan dan apa yang sudah didengarnya, dan anak suka mendengarkan pembicaraan orang lain.
Metode sandiwara boneka mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih daya pikir, melatih daya konsentrasi, melatih membuat kesimpulan, membantu perkembangan intelegensi, membantu perkembangan fantasi, dan menciptakan suasana senang di kelas.
Metode bercakap-cakap mempunyai tujuan mengembangkan kecakapan dan keberanian, menyampaikan pendapat kepada orang lain, memberi kesempatan untuk berekspresi secara lisan, memperbaiki lafal dan ucapan, dan mengembangkan intelegensi.
Metode dramatisasi mempunyai tujuan memberi kesempatan yang sebaik-baiknya kepada anak untuk mengekpresikan diri dan memenuhi kebutuhan meniru.
Metode mengucapkan syair mempunyai tujuan memupuk persamaan irama dan perasaan estetis, memperkaya perbendaraan kata, dan melatih daya ingatan.
Metode bermain peran mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih daya konsentrasi, melatih membuat kesimpulan, membantu perkembangan intelegensi, membantu perkembangan fantasi, dan menciptakan suasana senang.
Metode karya wisata mempunyai tujuan mengenal lingkungan secara langsung membantu perkembangan intelegensi, dan menambah perbendaraan bahasa.
Begitu juga dengan metode-metode yang lain, misalkan metode demontrasi, metode pemikiran dan perasaan terbuka, maupun metode pemanasan atau apersepsi masing-masing tentu mempunyai tujuan khusus.
Metode-metode tersebut adalah sebuah variasi atau pilihan dalam setiap melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh setiap pengajar, sehingga tidak akan terjadi lagi penggunaan metode yang telah ditentukan melenceng atau tidak sesuia dengan tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini misalkan metode cerita dibantu dengan alat peraga yang menarik dan unik akan merangsang siswa untuk betul-betul memperhatikan setiap apa yang akan  disampaikan oleh pengajar atau guru.
Untuk menjadikan agar anak mandiri, agar anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain adalah suatu harapan bagi semua pihak baik dari pihak sekolah maupun pihak orang tua atau wali murid, karena kemandirian adalah suatu hal yang sangat menting yang harus dimiliki oleh setiap anak. Agar tidak selalu  bergantung pada orang lain. Kemandirian adalah “Hal atau keadaan dapat berdiri sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.” (Tim.1996:555). Oleh karena itu metode bercerita dengan menggunakan alat peraga clemek cerita adalah sebuah pilihan yang tepat.

B. Rumusan Masalah

1.      Bagaimanakah metode pembelajaran bercerita dengan menggunakan alat peraga clemek cerita di Paud Zuleha Bram Itam?
2.      Sejauh manakah kemandirian anak kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam.Sejauh manakah metode pembelajaran bercerita dengan menggunakan alat peraga clemek cerita anak kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam dalam meningkatkan kemandirian anak?

C. Tujuan Penelitian

1.      Untuk mengetahui pembelajaran bercerita dengat alat pegaga clemek cerita di Paud Zuleha Bram Itam.
2.      Untuk mengetahui kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam.
3.      Untuk mengetahui sejauh mana metode bercerita dengan alat peraga clemek cetita dalam meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam.

D. Hipotesis

            Berdasar atas rumusan masalah sebagai mana di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai beriku:
            Menggunakan metode pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek cerita dapat meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam.



E. Lingkup Penelitian

            Agar dalam pembehasan ini tidak terlalu meluas, maka pembahasan hanya difokuskan pada penggunaan metode pmbelajaran bercerita dengan menggunakan alat peraga celemek cerita kaitannya dengan kemandirian anak Paud kelompok A. Penelitian ini dilakukan di Paud Zuleha Bram Itam.

F. Definisi Oprasional

            Agar tidak terjadi perbedaan arti, maka dalam penelitian ini diperlukan pendefinisian hal-hal sebagai erikut:
  1. Penggunaan clemek cerita yang diajarkan di Paud Kelompok A Paud Zuleha Bram Itam adalah pengembangan atau variasi dari metode bercerita di bidang pengembangan kemampuan berbahasa di Taman Kanak-Kanak yang menggunakan alat peraga tidak langsung, yakni benda tiruan, gambar guntingan-guntingan yang ditempelkan pada celemek yang terbuat dari kain flannel.
  2. Yang dimaksud dengan kemandirian dalam penelitian ini adalah siswa dapat melakukan sesuatu yakni dapat memakai sepatu dan baju tanpa bantuan orang lain atau guru (pada saat di sekolah).

G. Kegunaan Penelitian

  1. Secara teoritis kegunaan penelitian ini dapat memperbanyak atau memperkaya tentang variasi metode pengajaran bercerita dengan penggunaan alat peraga tidak langsung di bidang pengembangan kemampuan berbahasa di Paud.
  2. Bisa dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para pengajar dalam rangka untuk memberikan variasai pengajaran agar tidak menjenuhkan.
                                                     




BAB II
KAJIAN TEORITIS TENTANG METODE PENGAJARAN CELEMEK CERITA DAN KEMANDIRIAN ANAK

A. Konsepsi Metode Pengajaran

            “Metode adalah merupakan cara utama yang bersifat umum dan luas yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan.” (Surahman, 1978: 121).
            Sedangkan pengajaran adalah, ”1 proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan;  2 perihal mengajar;  segala  sesuatu  mengenai  mengajar.” (Tim. 1996: 13).
            Dengan demikian metode pengajaran berarti suatu cara utama yang bersifat umum dan luas dalam melakukan proses, perbuatan, cara mengajar, atau mengajarkan untuk mencapai suatu tujuan.
            Metode pengajaran di Paud amatlah banyak. Sebagaimana yang telah dituangkan oleh peneliti pada bagian latar belakang. Adapun metode-metode yang dimaksudkan adalah:
1.   Metode pemberian tugas, yaitu metede yang memberikan kesempatan pada anak untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan oleh guru sehingga anak dapat mengalami secara nyata dan melaksanakan secara tuntas. Tugas dapat diberikan secara berkelompok ataupun individual.
2.   Metode proyek,  yaitu metode yang memberikan kesempatan pada anak untuk menggunakan alam sekitar dan atau kegiatan sehari-hari anak sebagai bahan pembahasan melalui berbagai kegiatan.
3.   Metode karya wisata, yaitu kunjungan secara langsung ke objek-objek yang sesuai dengan bahan kegiatan yang sedang dibahas di lingkungan kehidupan anak.
4.   Metode bermain peran, yaitu permainan yang memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda sekitar anak sehingga dapat mengembangkan daya khayal (imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan kegiatan yang dilaksanakan.
5.   Metode demontrasi, yaitu cara mempertunjukkan atau memeragakan suatu objek atau proises dari suatu kejadian atau peristiwa.
6.   Metode bercerita (ceramah), yaitu cara bertutur dan menyampaikan cerita atau memberikan penerangan secara lisan.
7.   Metode sosiodrama, yaitu suatu cara memerankan beberapa peran dalam suatu cerita tertentu yang menuntut integrasi di antara para pemerannya.
8.   Metode bercakap-cakap, yaitu suatu cara bercakap-cakap dalam bentuk Tanya jawab antara anak dengan anak, atau anak dengan guru.

B. Konsepsi Metode Pengajaran “Celemek Cerita”


“Bercerita dengan alat peraga” dalam pelaksanaannya kegiatan ini dipergunakan alat peraga dengan maksud untuk memberikan kepada anak suatu tanggapan yang tepat mengenai hal-hal yang didengar dalam cerita. Dengan demikian dapat dihindarkan bahwa tanggapan fantasi anak terlalu menyimpang dari apa sebenarnya yang dimaksud oleh guru.
Alat peraga yang dipergunakan, yaitu:
1.   Alat peraa langsung (binatang atau benda yang sebenarnya).
2.   Alat peraga tak langsung, yakni benda tiruan, gambar terlepas atau dalam buku dan guntingan - guntingan  yang ditempelkan pada papan flannel.  (Saleh,1988: 9).
Dari kutipan di atas dapat dianalogikan bahwa pengajaran dengan clemek cerita adalah bentuk-bentuk bercerita yang merupkan dari metode pengajaran dengan alat peraga tak langsung, yakni seorang guru memakai celemek yang terbuat dari kain planel dengan ditempeli gambar-gambar sesuai dengan cerita yang bisa dipasang dan dilepas sesuai dengan kebutuhan.



C. Konsepsi Kemandirian

            Kemandirian adalah  “Hal atau keadaan dapat berdiri sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.” (Tim, 1996: 555).
             Dalam buku “Membentuk Anak Mandiri, Bermotivasi Tinggi dan Percaya Diri” dijelaskan anak disebut mandiri apabila :
1.   Mampu memberikan keputusan sendiri. 
2.   Memiliki alternatif dalam mengambil keputusan.
3.      Tahua akan potensi yang dimiliki dri sendiri.
4.      mampu mengerjakan tuga kesehariannya sendiri.
5.      tidak bergantung pada orang lain.(Racman, 2005:3).

Banyak sekali  anak usia Paud kelompok A utamanya yang segala sesuatunya masih sangat tergantung kepada orang lain. Semua aktivitas selalu masih harus dibantu orang lain. Di rumah masih harus dibantu oleh kakak, ibu, atau ayah.  Misalkan anak ingin memakai sepatu, anak masih harus dibantu mencari sepatu di mana berada, kemudian memakaikan sepatu. Begitu juga pada saat anak ingin memakai baju anak masih harus dibantu dengan segala hal sampai baju tersebut betul-betul terpakai. Anak yang masih demikian, yakni masih sangat tergantung kepada orang lain, tidak mau berusaha atau tidak mau melakukan setiap suatu kegiatan untuk kepentingan diri sendiri  adalah anak yang belum mandiri.










BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
            Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan sifat penelitian adalah pendekatan kualitatif karena dalam penelitian ini lebih mengutamakan deskreftif analitik untuk memecahkan konsep-konsep di dalamnya bukan menggunakan numeric statistik.
            “Penelitian kualitatif mengandalkan pengamatan, berperan serta (partisipant observation), dan wawancara pendalaman (indepth interview) sebagai instrumen.”(Bogdan, 1982:13)
            :Penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya.” (Moleong, 19993:5).
            Dalam kesempatan lain juga dijelaskan, “Penelitian sendiri atau dengan bantuan orang lain akan berperan sebagai alat pengumpul data utama. Peneliti disebut instrumen kreatif, artinya ia sendiri yang harus rajin dan giat untuk menggali beberapa informasi dan sekaligus peneliti juga sebagai pengumpul, penganalisis, dan pembuat laporan penelitian.”(Moleong.1994:17).

B. Model Penelitian

            Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Rangkaian tindakan akan melalui tahapan-tahapan, yakni tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, analisis dan refleksi. Dari hasil analisis dan refleksi setiap akhir kegiatan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
            Adapun metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cerita dengan penggunaan alat peraga clemek cerita untuk menarik perhatian siswa pada saat pembelajaran.

C. Rancangan Penelitian

Siklus I
Perencanaan
Identifikasi masalah dan penetapan alternatif masalah

- Menentukan tema
- Membuat satuan kegiatan harian
- Mempersiapkan alat peraga/sumber belajar
- Menyiapkan instrumen observas1


Tindakan
- Melaksanakan pengajaran dengan mnggunakan alat peraga celemek cerita yang bergambar anak pandai memakau sepatu dan anak pandai memapakai baju. Secara bergantian sesuai dengan kebutuhan.
- Mengelompokkan anak dari anak 30 menjadi 
  dua  kelompk.
- Mempraktikkan memakai baju
- Mempraktikkan memakai sepatu

Pengamatan
- Melakukan observasi dengan menggunakan
  format data observasi tindakan kelas dengan
  kreteria penilaian
- 1. belum mampu
- 2. mampu dengan bantuan
- 3. mampu tanpa bantuan
- 4. mampu  melebihi program guru        

Refeksi
- Objek penelitian sebanyak 30 anak dalam 
  pelaksanaan kegiatan pembelajaran konsentrasi
  anak tidak bisa  makksimal
- Pelaksanaan kegiatan kelompok praktik
  memakai sepatu dan baju, belum berhasil secara
  maksimal.
Siklus II
Perencanaa
- menentukan tema
- membuat satuan kegiatan harian
- mempersiapkan alat peraga clemek cerita,   
  bergambar anak pandai memakai sepatu dan
  anak pantai memakai baju.
- menyiapkan intrumen observasi

Tindakan
- melaksanakan pengajaran dengan menggunakan
  alat peraga, clemek cerita, gambar-gambar
  sesuai dengan yang diharakan, dan sepatu
  sejumlah objek penelitian 30 anak.
- Mengeklompokkan anak menjadi tiga
   kelompok dengan tiap kelompok sepuluh anak.
- Mempraktikkan memakai baju, dan
  mempraktikkan memakai sepatu.

Pengamatan
- Melakukan observasi dengan menggunakan
  format data observasi tindakan kelas dengan
  krteria penelaian
-1. sama sekali belum mampu
-2. mampu dengan bantuan
-3. mampu tanpa bantuan
-4. mampu melebihi program guru

Refleksi
-  Objek penelitian sebanyak 30 anak (satu kelas)
- Melaksanakan kegiatan kelompok praktik 
  memakai spatu dan memakai baju.

Perencanaan
- Menentukan tema
- Membuat satuan kegiatan harian
- Mempersiapkan alat peraga clemek cerita yang
  bergambar sepatu dan baju. 
- Anak dipersipkan masuk kamar mandi 

Tindakan
- Melaksanakan pengajaran dengan
  menggunakan alat peraga clemek cerita yang
  bergambar sesuai dengan harapan.
- Mengelompokkan anak menjadi tiga kelompok  
  d
- Anak berdiskusi
- Anak mempraktikkan memakai sepatu dan
  mempraktikkan memakai baju.

Pengamata
- Mengumpulkan data observasi

Refleksi
- Objek penelitian 30 anak satu kelas
- Pengumpulan data observasi
- Rekapitulasi nilai
- Menentukan keberhasilan penelitian
- Praktik memakai sepatu sendiri dan memekai
  baju sendiri.


D. Data dan Sumber Data Penelitian

            Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa catatan-catatan, rencana atau persiapan mengajar, laporan, dan dokumen-dokumen lain yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan Paud Zuleha Bram Itam.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penganalisisan data ini peneliti menggunakan model deskripsi. Deskripsi bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa atau kejadian yang ada sebagaimana pernyataan, “Deskripsi digunakan apabila  bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa dan kejadian yang ada sesuai dengan apa adanya.” (Sudjana, 1987:53). Deskripsi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data secara objektif, apa adanya yang terdapat dalam Paud Zuleha Bram Itam baik dari segi persiapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, proses selama pembelajaran pembelajaran, maupn evaluasi pembelajarnnya.
14
 
 

F. Lokasi Penelitian

            Lokasi penelitian yang diambil oleh peneliti adalah Paud Zuleha Bram Itam. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada hasil observasi lbahwa lokasi  tersebut sangat strategis dan mudah di jangkau  karena terletak di tengah  kota. Selain itu sekolah ini  tergolong sekolah yang dianggap  bermutu dan difavoritkan oleh masyarakat, sehingga animo masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya sangat-sangatlah tinggi. Hal tersebut dapat dibuktikan pada setiap penerimaan siswa baru banyak sekali yang datang dari luar kecamatan sidoarjo harus siap bersaing antara satu dengan yang lain dan siap untuk tidak diterima karena kapasitas yang tersedia sangat terbatas. Sekalipun dalam kegiatan sehari-harinya  dalam kegiatan pembelajaran  masih banyak dijumpai siswa yang belum bisa mandiri untuk melakukan kegiatan yang berkenaan dengan dirinya sendiri. Misalkan anak masih harus dibantu memakai sepatu,  yang seharusnya sudah tidak perlu dibantu lagi, begitu juga dengan kegiatan yang lain misalkan memakai baju, anak masih mencari guru-gurunya untuk membantu memakaikan.  Oleh karena itu perlu adanya variasi pembelajaran yang lebih menarik, lebih hidup, dan tidak menjenuhkan.









BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

            Berdasar atas observasi dan hasil diskusi  guru atau pengajar kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam  ternyata pada umumnya masih banyak yang terfokus pada petunjuk-petunnjuk atau teknik-teknik yang telah ada pada buku-buku pedoman ke-PAUD-an. Hal tersebut sebetulnya sudah bagus. Akan tetapi untuk mengurangi kejenuhan anak dalam tiap pembelajaran guru harus kaya dengan metode pembelajaran dan kaya dalam mengoptimalkan penggunaan alat peraga, sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan, yakni agar anak bisa lebih mandiri bisa tercapai sesuai dengan harapan.
            Agar permasalahan keterpakuan penggunaan alat peraga sangat bergantung pada buku-buku yang ada akhirnya menimbulkan kejenuhan segera dapat teratasi, salah satunya adalah perlunya adanya pengayaan metode bercerita dengan penggunaan alat peraga celemek cerita.
Dalam penelitian ini terbagi atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II yang masing-masing siklus terbagi atas bagian-bagian, yaitu  perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi dan masing-masing bagian terbagi atas beberapa bagian lagi.

A. Siklus I

1.      Perencanaan
 Dalam penelitian ini peneliti selain sebagai subjek penelitian juga sebagai objek penelitian, yang dibantu oleh guru lain. Dengan demikian objek penelitian selain peneliti sendiri juga terdapat guru lain. Oleh karena itu pemahaman konseptual sampai dengan persiapan-persiapan administrasi pengajaran harus tertata dengan baik. Adapun yang perlu dipahami dan disiapkan adalah penentuan tema yang harus diajarkan, kemudian pembuatan program mingguan, dilanjutkan dengan satuan kegiatan harian,

setelah itu persiapan alat peraga atau sumber belajar yang dalam bagian alat peraga ini harus diperjelas tentang alat peraga yang digunakan, yakni “celemek cerita”, sedangkan selanjutnya adalah persiapan instrumen observasi.
16
 
 

2.      Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran ini dilakukan sebanyak empat kali pertemuan. Dalam pembelajaran ini selalu menggunakan alat peraga celemek cerita dengan gambar anak pandai memakai sepatu dan anak pandai memakai baju.

Pertemuan I

Guru bercerita tentang anak yang memakai sepatu dan baju

Pertemuan II

Mengelompokkan anak 30 menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok ada 15 anak.

Pertemuan III

Pemberian contoh pemakaian sepatu dan pemakain baju dari masing-masing kelompok dua anak.

Pertemuan IV

Guru memandu kepada anak secara bersama-sama untuk memakai sepatu dan baju yang benar.

3.      Pengamatan

Pertemuan I

Melaksanakan observasi dengan menggunakan format data obserfasi tindakan kelas dengan kreteria penilan sebagai berikut:
1 = belum mampu
2 = mampu dengan bantuan
3 = mampu tanpa bantuan
4 = mampu melebihi program guru
Hasil di lapangan setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan memakai baju dengan menggunakan alat perga celemek cerita bergambar anak mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh dua guru dengan jumlah  30 murid. Hasilnya anak masih belum mampu.

Pertemuan II

Setelah guru bercerita di depan anak dengan menggunakan celemek cerita yang ditempeli gambar anak pandai memakai sepatu dan gambar anak pandai  memakai baju, anak disuruh mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh dua guru dari 30 murid yang dikelompokkan menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok 15 anak, hasilnya anak mampu, tetapi masih dengan bantuan.

Pertemuan III

Setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan memakai baju dengan menggunakan alat perga celemek cerita bergambar anak mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh dua guru dengan pengelompokkan dari 30 murid menjadi  tiga kelompok. Masing masing  kelompok terdiri atas 10 anak, hasilnya anak mampu, tetapi masih dengan bantuan guru.

Pertemuan  IV

Setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan memakai baju dengan menggunakan alat peraga celemek cerita bergambar anak pandai memakai sepatu dan gambar anak pandai memakai baju, selanjutnya anak disuruh mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh dua guru dengan pengelompokkan dari 30 murid menjadi  enam kelompok masing-masing kelompok lima anak, hasilnya anak mampu melakukan tanpa bantuan.

4.      Refleksi

Peertemuan I

Objek penelitian sebanyak 30 anak dalam pelaksanaan pembelajaran konsentrasi anak tidak bisa maksimal, sehingga pelaksanaan kegiatan praktik memakai baju dan memakai sepatu belum berhasil.

Pertemuan II

Pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai baju dan memakai sepatu  dapat dikatakan anak masih belum mampu meskipun sudah dikelompokkan dua kelompok dari tiga puluh anak.

Pertemuan III 

Pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai baju dan memakai sepatu sudah mulai mampu, meskipun masih dengan bantuan guru. Adapun pembagian kelompoknya adalah 30 murid dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri atas 10 anak.

Pertemuan IV

Dalam pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai sepatu dan memakai baju ternyata anak mampu tampa bantuan guru dari 30 murid. Sedangkan pembagian kelompoknya adalah dibagi menjadi enam kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri atas lima anak.

 B. Siklus II

            Siklus kedua ini sistematika yang peneliti gunakan sama; tidak jauh berbeda dengan siklus pertama. Pada siklus ini juga terdapat empat tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap tindakan. tahap pengamatan, dan tahab refleksi. Pada tiap-tiap tahap tebagi atas beberapa pertemuan. Adapun perbedaan yang paling signifikan dari siklus II bila dibandingkan dengan siklus I adalah pada penekanan kualitas hasil, pada siklus I kemandirian anak masih tergolong longgar, yakni yang penting anak mau memakai sepatau atau baju dan waktu yang digunakan tidak mutlak sebagai tolok ukur, Sedangkan pada  siklus II kualitas kemandirian dan keterampilan adalah sebagai titik tekan yang  utama.






BAB V
PEMBAHASAN

            Agar memperoleh gambaran yang jelas tentang penggunaan celemek cerita dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam, peneliti akan memaparkan gambaran tentang metode pembelajaran  bercerita dengan alat peraga celemek cerita, gambaran kemandirian anak Paud kelompok A, dan gambaran pembelajaran bercerita dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian anak. 

A. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan  Alat Peraga “Celemek Cerita”
            Guru mengajar dengan memakai celemek cerita yang ditempeli gambar anak yang pandai memakai sepatu dan gambar anak yang pandai memakai baju. Penempelan gambar tersebut dilakukan secara bergantian, mula-mula gambar yang ditempelkan adalah gambar anak yang pandai memakai sepatu dan yang selanjutnya adalah gambar anak yang pandai memakai baju. Pada awal masuk ini guru hanya ingin menarik perhatian anak-anak agar kegiatan pembelajaran segera terkondisikan. Untuk menguji apakah anak-anak secara mayoriotas atau minoritas sudah bisa memakai sepatu dan baju tanpa bantuan orang lain, maka guru tanpa banyak komentar tentang bagaimana cara memakai sepatu atau baju.  Akan tetapi guru secara langsung memerintahkan kepada anak agar melapas sepatu yang dikenakan kemudian memakainya kembali. Selain itu guru juga memerintahkan agar anak memakai baju yang telah disiapkan dari rumah. Hasilnya dapat diketahui dari 30 anak yang bisa memakai sepatu hanya dua anak dan yang bisa memakai baju hanya 1 anak. Cara tersebut tampaknya kurang berhasil, maka selanjutnya cara yang digunakan oleh guru agar siswa bisa memakai sepatu dan baju tanpa bantuan orang lain adalah dengan cra mempraktikan. Yaitu memanggil dua anak ke depat sebagai peragaan untuk mempraktikkan cara memakai sepatu dan cara memakai baju secara bergantian dengan bantuan seorang guru.. Setelah itu seluruh anak dengan cara dikelompokkan mempraktikkan cara memakai sepatu dan cara memakai baju. Dari 30 anak yang disuruh untuk memakai sepatu dan memakai baju 12 anak yang bisa memakai sepatu 10 anak yang bisa memakai baju. Cara mempraktikan memakai sepatu dan memakai baju ini diulang-ulang sampai sdengan empat kali  dan hasi akhir menunjukkan dari 30 anak yang bisa memakai sepatu 30 anak dan anak yang bisa memaskai baju 30 anak.
22
 
            Penggunaan celemek cerita dipakai oleh guru sejak sebelum masuk ke dalam kelas, sehingga masuk ke kelas guru sudah dalam keadam memakai celemek cerita dengan masked sebagaimana yang telah disampaikan bagian awal agar menarik perhatian anak dan kegiatan belajar mengajar segera terkondisikan.
            Aktivitas  dan reaksi siswa dalam penggunaan peraga celemek cerita ini bermacam-macam. Ada yang melihat saja dari kejauhan sambil memperhatikan gerak-gerik gurunya, ada yang ingin melihat dari dekat sambil memperhatikan gambar secara seksama sambil berkomentar macam-macam, “O, gambar orang dan ini gambar sepatu.” “Ini gambar siapa Bu?” “Bu, Bu, mengapa memakai ini Ibu masak ya?”  “Mengapa Ibu memakai celemek?” dan lain-lain.

B. Gambaran Kemandirian Anak Paud Kelompok A

            Berdasarkan pengamatan anak kelompok A Paud Zuleha Bram Itam pada saat kegiatan belajar dapat dilihat dari 30 anak yang bisa memakai sepatu dan memakai baju tanpa bantuan sama sekali dari guru adalah dua anak memakai sepatu dan satu anak memakai baju. Hal tersebut terjadi pada  pertemuan pertama. Sedangkan pada pertemuan berikutnya anak yang sudah bisa memakai sepatu dua belas anak anak dan yang sudah bisa memakai baju 10 anak. Pada pertemuan ketiga anak yang sudah bisa memakai sepatu 25 anak dan anak yang sudah bisa memakai baju 24 anak. Sedangkan untuk pertemuan keempat anak yang bisa mmakai sepatu 30 anak  dan yang bisa memakai baju 30 anak.



C. Gambaran Metode  Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga “Celemek Cerita” Dalam Meningkatkan Kemandirian Anak
            Penggunaan metode bercerita dengan alat peraga celemek cerita dalam meningkatkan kemandirian anak dapat dilihat pada BAB V bagian A dan bagian B  pada awalnya 30 anak memakai sepatu dan baju masih harus dibantu oleh guru karena anak yang bisa memakai sepatu dua anak dan yang bisa memakai baju hanya satu anak. Akan tetapi setelah menggunakan metode bercerita dengan dibantu alat peraga celemek cerita 100 persen bisa mandiri.  Artinya dari 30 murid yang bisa memakai sepatu  30  murid, begitu juga yang bisa memakai baju 30 murid.
Perkembangan keberhasilan metode bercerita dengan penggunaan alat peraga celemek cerita dari 30 murid Paud Zuleha Bram Itam  yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut:                                                  


No.

Pertemuan
Hasil yang Dicapai
Siswa yang bisa memakai sepatu
Presentsi Keberhasilan
Siswa yang bisa memakai baju
Presentasi Kebehasilan
1
Pertemuan I
2
6 %
1
3 %
2
Pertemuan II
12
36 %
10
30 %
3
Pertemuan III
25
75 %
24
72 %
4
Pertemuan IV
30
100 %
30
100 %










BAB  VI

KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN

            Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Metode pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek cerita yang dilakukan di Paud Zuleha Bram Itam  dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian anak adalah suatu pilihan yang tepat dan cermat.
2.      Kemandirian anak kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam masih perlu ditingkatkan, karena tingkat kemandirian mereka untuk melakukan sesuatu sehari-hari untuk kepentingan diri sendiri masih sangat rendah. Hal itu dapat dilihat seperti pada saat memakai sepatu  masih harus dibantu oleh guru, begitu juga memakai baju anak masih harus dibantu oleh guru.
3.      Metode Pembelajaran Bercerita dengan alat peraga celemek cerita dapat meningkatkan kemandirian anak, hal ini dapat dilihat dari paparan data perkembangan dari  siklus I ke siklus berikutnya  yang terdapat perkembangan secara signifikan. Dapat dengan jelas dilihat dari kemandirian anak yang semula hanya mencapai 6% untuk anak yang memakai sepatu dan 3% untuk anak yang memakai baju. Dengan penggunaan metode tepat dan cermat akhirnya baik memakai sepatu maupun baju berubah menjadi 100%.







B. SARAN

  1. Agar pembelajaran menjadi menarik seorang pengajar harus pandai-pandai memilih metode yang tepat dan cermat dalam setiap melaksanakan kegiatan belajar megajar, jangan hanya terpaku pada metode dan penggunaan alat peraga yang ada dalam buku, maka pada giliran selanjutnya adalah  siswa merasa bosan dan jenuh karena metode yang digunakan oleh guru monoton.

  1. Semoga Paud Zuleha Bram Itam minimal bisa mempertahankan metode-metode yang cermat dan tepat dalam setiap melaksanakan kegiatan pembelajarannya  dan lebih baik lagi bila selalu berusaha dan belajar untuk meningkatkan demi kebaikan bersama.
 


DAFTAR PUSTAKA

Moleong, Lekxy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bantung: PT Remaja.
Rachman, Arief. 2005. Memebntuk Anak Mandiri, Bermotivasi tinggi, dan Percaya Diri. Jakarta: Nikita.
Sujana, Nana. 1997. Tuntunan Penyusunan  Karya Ilmiah (Makalah – Skripsi – Tesis – disertasi) Jakarta: Sinar Baru Algensindo.
Surahmad, Winarno. 1994 . Dasar dan Teknik Reasearh. Bandung: Tarsita
Saleh, Chasman. 1988. Pedoman Guru Bidang Pengembangan kemampuan Berbahasa  di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.
Tim. 1990 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Tim. 1996. Pedoman Guru Bidang Pengembangan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan. Dan Kebudayaan.
Tim. 1997. Metode Khusus Pengembasngan Keterampilan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan  dan Kebudayaan
Tim. 1997. Mendidik Kusus Pengembangan Daya Pikir di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.







LAMPIRAN – LAMPIRAN :
DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS


No.


Nama Anak
Jenis Kegiatan

Keterangan
Dapat Memakai Sepatu
Dapat Memakai Baju
1
2
3
4
1
2
3
4

1
M.  Syeikhul Islam Al akbar









2
Rusdian Ahmad Atrisa









3
M. Haswin Alrasi









4
M. Raikhan









5
Asfah Asfiak









6
Bagas kukuh Priambodo









7
Evan Raikhan Refendi









8
Figuh Rixki  Ananda









9
Lintang Samudra T









10
Fahmi bdul Azis









11
M. Rizal Aulia R.









12
M. Rafi Fahruddin









13
Kevin









14
Yuen Sello P.









15
Hijar Habibullah









16
Aulia Rahmah S.









17
Jihan Sabita









18
Nabila Yasmin









19
Rahmah Dini









20
Safana Safia Putri









21
Salsabila Laliatul F.









22
Aninda Fadillah









23
Annisa Cahya Fatikah









24
Aura Hawa Mega Mustika









25
Dea Putri Marita









26
Nadira Safa Mediati









27
Rania Ikdatul N.









28
Karina Salsabila









29
Hilfia Faradika Sasmi









30
Nadia Hasna Maulidia









Kreteria Nilai:                                                           Bram Itam,  04 Juni  2012
1 : belum mampu                                              Guru Kelompok A
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru                    
Khikmaturraudhah


DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS


No.


Nama Anak
Jenis Kegiatan

Keterangan
Dapat Memakai Sepatu
Dapat Memakai Baju
1
2
3
4
1
2
3
4

1
M.  Syeikhul Islam Al akbar









2
Rusdian Ahmad Atrisa









3
M. Haswin Alrasi









4
M. Raikhan









5
Asfah Asfiak









6
Bagas kukuh Priambodo









7
Evan Raikhan Refendi









8
Figuh Rixki  Ananda









9
Lintang Samudra T









10
Fahmi bdul Azis









11
M. Rizal Aulia R.









12
M. Rafi Fahruddin









13
Kevin









14
Yuen Sello P.









15
Hijar Habibullah









16
Aulia Rahmah S.









17
Jihan Sabita









18
Nabila Yasmin









19
Rahmah Dini









20
Safana Safia Putri









21
Salsabila Laliatul F.









22
Aninda Fadillah









23
Annisa Cahya Fatikah









24
Aura Hawa Mega Mustika









25
Dea Putri Marita









26
Nadira Safa Mediati









27
Rania Ikdatul N.









28
Karina Salsabila









29
Hilfia Faradika Sasmi









30
Nadia Hasna Maulidia









Kreteria Nilai:                                                            Bram Itam,  18 Juni 2012
1 : belum mampu                                               Guru Kelompok A
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru                                     
Khikmaturraudhah



DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS


No.


Nama Anak
Jenis Kegiatan

Keterangan
Dapat Memakai Sepatu
Dapat Memakai Baju
1
2
3
4
1
2
3
4

1
M.  Syeikhul Islam Al akbar









2
Rusdian Ahmad Atrisa









3
M. Haswin Alrasi









4
M. Raikhan









5
Asfah Asfiak









6
Bagas kukuh Priambodo









7
Evan Raikhan Refendi









8
Figuh Rixki  Ananda









9
Lintang Samudra T









10
Fahmi bdul Azis









11
M. Rizal Aulia R.









12
M. Rafi Fahruddin









13
Kevin









14
Yuen Sello P.









15
Hijar Habibullah









16
Aulia Rahmah S.









17
Jihan Sabita









18
Nabila Yasmin









19
Rahmah Dini









20
Safana Safia Putri









21
Salsabila Laliatul F.









22
Aninda Fadillah









23
Annisa Cahya Fatikah









24
Aura Hawa Mega Mustika









25
Dea Putri Marita









26
Nadira Safa Mediati









27
Rania Ikdatul N.









28
Karina Salsabila









29
Hilfia Faradika Sasmi









30
Nadia Hasna Maulidia









Kreteria Nilai:                                                            Bram Itam, 02 Juli 2012 2006
1 : belum mampu                                               Guru Kelompok A
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru                      
Khikmaturraudhah



DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS


No.


Nama Anak
Jenis Kegiatan

Keterangan
Dapat Memakai Sepatu
Dapat Memakai Baju
1
2
3
4
1
2
3
4

1
M.  Syeikhul Islam Al akbar









2
Rusdian Ahmad Atrisa









3
M. Haswin Alrasi









4
M. Raikhan









5
Asfah Asfiak









6
Bagas kukuh Priambodo









7
Evan Raikhan Refendi









8
Figuh Rixki  Ananda









9
Lintang Samudra T









10
Fahmi bdul Azis









11
M. Rizal Aulia R.









12
M. Rafi Fahruddin









13
Kevin









14
Yuen Sello P.









15
Hijar Habibullah









16
Aulia Rahmah S.









17
Jihan Sabita









18
Nabila Yasmin









19
Rahmah Dini









20
Safana Safia Putri









21
Salsabila Laliatul F.









22
Aninda Fadillah









23
Annisa Cahya Fatikah









24
Aura Hawa Mega Mustika









25
Dea Putri Marita









26
Nadira Safa Mediati









27
Rania Ikdatul N.









28
Karina Salsabila









29
Hilfia Faradika Sasmi









30
Nadia Hasna Maulidia









Kreteria Nilai:                                                                Bram Itam, 16 Juni 2012
1 : belum mampu                                                   Guru Kelompok A
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru                            
               Khikmaturraudhah




Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "PTK PAUD"

Posting Komentar