PERANGKAT PEMBELAJARAN
PANDUAN PENGEMBANGAN
SILABUS PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Seni Budaya.
Satuan Pendidikan : SMP/MTs.
Kelas/Semester : VII s/1-2
Nama Guru : SUWAIBAH
NIP : 150278145
Sekolah : MTsN. Kuala Tungkal
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab
IV Pasal 10 menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak
mengarahkan, membimbing, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya, Pasal 11 Ayat (1) juga
menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan
kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap
warga negara tanpa diskriminasi. Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah, wewenang Pemerintah Daerah dalam
penyelenggaraan pendidikan di daerah menjadi semakin besar. Lahirnya kedua
undang-undang tersebut menandai sistem baru dalam penyelenggaraan pendidikan
dari sistem yang cenderung sentralistik menjadi lebih desentralistik.
Kurikulum sebagai salah satu
substansi pendidikan perlu didesentralisasikan terutama dalam pengembangan
silabus dan pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa,
keadaan sekolah, dan kondisi sekolah atau daerah. Dengan demikian, sekolah atau
daerah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan materi ajar,
kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
Untuk itu, banyak hal yang perlu
dipersiapkan oleh daerah karena sebagian besar kebijakan yang berkaitan dengan
implementasi Standar Nasional Pendidikan dilaksanakan oleh sekolah atau daerah.
Sekolah harus menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) atau
silabusnya dengan cara melakukan penjabaran dan penyesuaian Standar Isi dan
Standar Kompentensi Lulusan yang ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun
2006.
Di dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan:
- Kurikulum dan silabus SD/MI/SDLB/Paket A, atau bentuk lain yang sederajat menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran membaca dan menulis, kecakapan berhitung serta kemampuan berkomunikasi (Pasal 6 Ayat 6)
- Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan di bawah supervisi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang bertangung jawab terhadap pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, serta Departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK ( Pasal 17 Ayat 2)
- Perencanan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar (Pasal 20)
Berdasarkan ketentuan di atas,
daerah atau sekolah memiliki ruang gerak yang seluas- luasnya untuk melakukan
modifikasi dan mengembangkan variasi-variasi penyelengaraan pendidikan sesuai
dengan keadaan, potensi, dan kebutuhan daerah, serta kondisi siswa. Untuk
keperluan di atas, perlu adanya panduan pengembangan silabus untuk setiap mata
pelajaran, agar daerah atau sekolah tidak mengalami kesulitan.
B.
Karakteristik
Mata Pelajaran
Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik yang khas. Adapun karakteristik masing-masing mata pelajaran dapat
dilihat pada Standar Isi (Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006)
C.
Karakteristik
Peserta Didik
Peserta didik adalah manusia dengan segala fitrahnya. Mereka mempunyai
perasaan dan pikiran serta keinginan atau aspirasi. Mereka mempunyai kebutuhan
dasar yang perlu dipenuhi (pangan, sandang, papan), kebutuhan akan rasa aman,
kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, dan kebutuhan untuk mengaktualisasi
dirinya (menjadi dirinya sendiri sesuai dengan potensinya).
Dalam tahap perkembangannya, siswa SMP berada pada tahap periode perkembangan yang sangat pesat, dari segala
aspek. Berikut ini disajikan perkembangan yang sangat erat kaitannya dengan
pembelajaran, yaitu perkembangan aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.
1. Perkembangan Aspek Kognitif
Menurut Piaget (1970), periode yang dimulai pada usia 12 tahun, yaitu yang
lebih kurang sama dengan usia siswa SMP, merupakan ‘period of formal
operation’. Pada usia ini, yang berkembang pada siswa adalah kemampuan
berfikir secara simbolis dan bisa memahami sesuatu secara bermakna (meaningfully)
tanpa memerlukan objek yang konkrit atau bahkan objek yang visual. Siswa telah
memahami hal-hal yang bersifat imajinatif.
Implikasinya dalam pengajaran Teknologi informasi dan komunikasi adalah
bahwa belajar akan bermakna kalau input (materi pelajaran) sesuai dengan minat
dan bakat siswa. Pengajaran Teknologi informasi dan komunikasi akan berhasil
kalau penyusun silabus dan guru mampu menyesuaikan tingkat kesulitan dan
variasi input dengan harapan serta karakteristik siswa sehingga motivasi
belajar mereka berada pada tingkat maksimal.
Pada tahap perkembangan ini juga berkembang ketujuh kecerdasan dalam Multiple
Intelligences yang dikemukakan oleh Gardner (1993), yaitu: (1) kecerdasan
linguistik (kemampuan berbahasa yang fungsional), (2) kecerdasan
logis-matematis (kemampuan berfikir runtut), (3) kecerdasan musikal (kemampuan
menangkap dan menciptakan pola nada dan irama), (4) kecerdasan spasial
(kemampuan membentuk imaji mentaltentang realitas), (5) kecerdasan
kinestetik-ragawi (kemampuan menghasilkan gerakan motorik yang halus), (6)
kecerdasan intra-pribadi (kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan
mengembangkan rasa jati diri), kecerdasan antarpribadi (kemampuan memahami
orang lain). Ketujuh macam kecerdasan ini berkembang pesat dan bila dapat
dimanfaatkan oleh guru Teknologi informasi dan komunikasi, akan sangat membantu
siswa dalam menguasai kemampuan berteknologi informasi dan komunikasi.
2. Perkembangan Aspek Psikomotor
Aspek psikomotor
merupakan salah satu aspek yang penting untuk diketahui oleh guru. Perkembangan aspek psikomotor juga melalui beberapa
tahap. Tahap-tahap tersebut antara lain:
a. Tahap kognitif
Tahap ini ditandai dengan adanya
gerakan-gerakan yang kaku dan lambat. Ini terjadi karena siswa masih dalam
taraf belajar untuk mengendalikan gerakan-gerakannya. Dia harus berpikir
sebelum melakukan suatu gerakan. Pada tahap ini siswa sering membuat kesalahan
dan kadang-kadang terjadi tingkat frustasi yang tinggi.
b. Tahap asosiatif
Pada tahap ini, seorang siswa
membutuhkan waktu yang lebih pendek untuk memikirkan tentang
gerakan-gerakannya. Dia mulai dapat mengasosiasikan gerakan yang sedang dipelajarinya dengan gerakan yang
sudah dikenal. Tahap ini masih dalam tahap pertengahan dalam perkembangan
psikomotor. Oleh karena itu, gerakan-gerakan pada tahap ini belum merupakan
gerakan-gerakan yang sifatnya otomatis. Pada tahap ini, seorang siswa masih
menggunakan pikirannya untuk melakukan suatu gerakan tetapi waktu yang
diperlukan untuk berpikir lebih sedikit dibanding pada waktu dia berada pada
tahap kognitif. Dan karena waktu yang diperlukan untuk berpikir lebih pendek,
gerakan-gerakannya sudah mulai tidak kaku.
c. Tahap
otonomi
Pada tahap ini,
seorang siswa telah mencapai tingkat autonomi yang tinggi. Proses belajarnya
sudah hampir lengkap meskipun dia tetap dapat memperbaiki gerakan-gerakan yang
dipelajarinya. Tahap ini disebut tahap autonomi karena siswa sudah tidak
memerlukan kehadiran instruktur untuk melakukan gerakan-gerakan. Pada tahap
ini, gerakan-gerakan telah dilakukan secara spontan dan oleh karenanya
gerakan-gerakan yang dilakukan juga tidak mengharuskan pembelajar untuk
memikirkan tentang gerakannya.
3. Perkembangan
Aspek Afektif
Keberhasilan proses
pengajaran Teknologi informasi dan komunikasi juga ditentukan oleh pemahaman
tentang perkembangan aspek afektif siswa. Ranah afektif tersebut mencakup emosi
atau perasaan yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Bloom (Brown, 2000)
memberikan definisi tentang ranah afektif yang terbagi atas lima tataran
afektif yang implikasinya dalam siswa SMP lebih kurang sebagai berikut: (1)
sadar akan situasi, fenomena, masyarakat, dan objek di sekitar; (2) responsif
terhadap stimulus-stimulus yang ada di lingkungan mereka; (3) bisa menilai; (4)
sudah mulai bisa mengorganisir nilai-nilai dalam suatu sistem, dan menentukan
hubungan di antara nilai-nilai yang ada; (5) sudah mulai memiliki karakteristik
dan mengetahui karakteristik tersebut dalam bentuk sistem nilai.
Pemahaman terhadap apa
yang dirasakan dan direspon, dan apa yang diyakini dan diapresiasi merupakan
suatu hal yang sangat penting dalam teori pemerolehan bahasa kedua atau bahasa
asing. Faktor pribadi yang lebih spesifik dalam tingkah laku siswa yang sangat
penting dalam penguasaan berbagai materi pembelajaran, yang meliputi:
1. Self-esteem, yaitu penghargaan yang diberikan
seseorang kepada dirinya sendiri.
2. Inhibition, yaitu sikap mempertahankan diri atau melindungi ego.
3. Anxiety (kecemasan), yang meliputi rasa frustrasi, khawatir,
tegang, dsbnya.
4. Motivasi,
yaitu dorongan untuk melakukan suatu kegiatan.
5. Risk-taking, yaitu keberanian mengambil risiko.
6. Empati, yaitu sifat yang berkaitan
dengan pelibatan diri individu pada perasaan orang lain.
II. PENGERTIAN,
PRINSIP, DAN TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN
A.
Pengertian
Silabus Pembelajaran
Silabus disusun berdasarkan
Standar Isi, yang di dalamnya berisikan Identitas Mata Pelajaran, Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Indikator, Materi Pokok, Kegiatan
pembelajaran, Alokasi Waktu, Sumber Belajar,
dan Penilaian. Dengan demikian, silabus pada dasarnya menjawab
permasalahan-permasalahan sebagai berikut.
- Kompetensi apa saja yang harus dicapai siswa sesuai dengan yang dirumuskan oleh Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar).
- Materi Pokok apa sajakah yang perlu dibahas dan dipelajari peserta didik untuk mencapai Standar Isi.
- Kegiatan pembelajaran yang bagaimanakah yang seharusnya diskenariokan oleh guru sehingga peserta didik mampu berinteraksi dengan objek belajar.
- Indikator apa sajakah yang harus ditentukan untuk mencapai Standar Isi.
- Bagaimanakah cara mengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan Indikator sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai.
- Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai Standar Isi tertentu.
- Sumber Belajar apa sajakah yang dapat diberdayakan untuk mencapai Standar Isi tertentu.
B.
Pengembang
Silabus Pembelajaran
Pengembangan silabus dapat
dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah
atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau
Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
1. Guru
Sebagai tenaga profesional yang
memiliki tanggung jawab langsung terhadap kemajuan belajar siswa, seorang guru
diharapkan mampu mengembangkan silabus sesuai dengan kompetensi mengajarnya
secara mandiri. Di sisi lain guru lebih mengenal karakteristik siswa dan
kondisi sekolah serta lingkungannya.
2. Kelompok Guru
Apabila guru kelas atau guru mata
pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan silabus
secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok
guru kelas atau guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan
dipergunakan oleh sekolah tersebut
3. Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP)
Sekolah yang belum mampu
mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung dengan sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk
bersama-sama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah
dalam lingkup MGMP/PKG setempat.
4
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan setempat dapat
memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari
para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.
Dalam pengembangan silabus ini
sekolah, kelompok kerja guru, atau dinas pendidikan dapat meminta bimbingan
teknis dari perguruan tinggi, LPMP, atau unit utama terkait yang ada di
Departemen Pendidikan Nasional
C.
Prinsip Pengembangan
Silabus Pembelajaran
- Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan
yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertangungjawabkan
secara keilmuan.
- Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat
kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat
perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta
didik.
- Sistematis
Komponen-komponen silabus saling
berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
- Konsisten
Ada hubungan yang konsisten
(ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.
- Memadai
Cakupan indikator, materi pokok,
kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk
menunjang pencapain kompetensi dasar.
- Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok,
kegiatan pembelajaran, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu,
teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
- Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus
dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidikan, serta dinamika perubahan
yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. Sementara itu, materi ajar ditentukan
berdasarkan dan atau memperhatikan kultur daerah masing-masing. Hal ini
dimaksudkan agar kehidupan peserta didik tidak tercerabut dari lingkungannya.
- Menyeluruh
Komponen silabus mencakup
keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
- Desentralistik
Pengembangan silabus ini bersifat
desentralistik. Maksudnya bahwa
kewenangan pengembangan silabus bergantung pada daerah masing-masing, atau
bahkan sekolah masing-masing.
D.
Tahap-tahap
Pengembangan Silabus Pembelajaran
1. Perencanaan
Tim yang ditugaskaan untuk
menyusun silabus terlebih dahulu perlu mengumpulkan informasi dan mempersiapkan
kepustakan atau referensi yang sesuai untuk mengembangkan silabus. Pencarian
informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi
seperti multi media dan internet.
2.
Pelaksanaan
Dalam melaksanakan penyusunan
silabus perlu memahami semua perangkat yang berhubungan dengan penyusunan
silabus, seperti Standar Isi yang berhubungan dengan mata pelajaran yang
bersangkutan dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
3.
Perbaikan
Buram silabus perlu dikaji ulang
sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pengkajian dapat melibatkan para
spesialis kurikulum, ahli mata pelajaran, ahli didaktik-metodik, ahli
penilaian, psikolog, guru/instruktur, kepala sekolah, pengawas, staf
profesional dinas pendidikan, perwakilan orang tua siswa, dan siswa itu
sendiri.
4.
Pemantapan
Masukan dari pengkajian ulang
dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki buram awal. Apabila telah
memenuhi kriteria dengan cukup baik dapat segera disampaikan kepada Kepala
Dinas Pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
5.
Penilaian silabus
Penilaian pelaksanaan silabus
perlu dilakukan secara berkala dengan mengunakaan model-model penilaian
kurikulum.
III. KOMPONEN DAN LANGKAH-LANGKAH
PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN
A.
Komponen
silabus pembelajaran
Silabus Pembelajaran memuat sekurang-kurangnya komponen-komponen
berikut ini.
a.
Identitas Silabus Pembelajaran
b.
Standar Kompentensi
c.
Kompetensi Dasar
d.
Materi Pembelajaran
e.
Kegiatan Pembelajaran
f.
Indikator Pencapaian Kompetensi
g.
Penilaian
h.
Alokasi Waktu
i.
Sumber Belajar
Komponen-komponen silabus
di atas, selanjutnya dapat disajikan dalam contoh format silabus secara
horisontal sebagai berikut.
Silabus Pembelajaran
Sekolah :
SMP
Kelas/Semester :
..... / .......
Mata Pelajaran :
.......
Standar Kompetensi : .......
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Indikator Pencapaian
Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
|
||
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
||||||
Catatan:
* Kegiatan Pembelajaran: kegiatan-kegiatan yang
spesifik yang dilakukan siswa untuk mencapai SK dan KD
* Alokasi waktu: termasuk alokasi penilaian
yang terintegrasi dengan pembelajaran (n
x 40 menit)
* Sumber belajar: buku teks, alat, bahan, nara
sumber, atau lainnya.
B. Langkah-langkah Pengembangan
Silabus Pembelajaran
1.
Mengisi
identitas
Identitas terdiri dari nama
sekolah, kelas/semester, mata pelajaran, dan standar kompetensi. Identitas silabus ditulis di atas matriks
silabus.
2.
Menuliskan
Standar Kompetensi
Standar Kompetensi adalah
kualifikasi kemampuan peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu.
Standar Kompetensi diambil dari Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar) Mata Pelajaran.
Sebelum menuliskan Standar Kompetensi,
penyusun terlebih dahulu mengkaji Standar Isi mata pelajaran dengan
memperhatikan hal-hal berikut:
a.
urutan berdasarkan hierarki
konsep disiplin ilmu dan/atau SK dan KD;
b. keterkaitan
antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
c.
keterkaitan standar kompetensi
dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
3.
Menuliskan
Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan
sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik dalam rangka
menguasai SK mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar dipilih dari yang
tercantum dalam Standar Isi.
Sebelum menentukan atau memilih
Kompetensi Dasar, penyusun terlebih dahulu mengkaji standar kompetensi dan
kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. urutan
berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan Kompetensi
Dasar;
b. keterkaitan
antarstandar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran ;
c.
keterkaitan standar kompetensi
dan kompetensi dasar antarmata pelajaran.
4.
Mengidentifikasi Materi
Pembelajaran
Dalam mengidentifikasi materi
pokok harus dipertimbangkan:
a.
relevansi materi pokok dengan SK
dan KD;
b.
tingkat perkembangan fisik,
intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik;
c.
kebermanfaatan bagi peserta
didik;
d.
struktur keilmuan;
e.
kedalaman dan keluasan materi;
f.
relevansi dengan kebutuhan peseta
didik dan tuntutan lingkungan;
g.
alokasi waktu.
Selain itu juga harus
diperhatikan:
a.
kesahihan (validity): materi memang benar-benar teruji kebenaran dan
kesahihannya;
b.
tingkat kepentingan (significance): materi yang diajarkan
memang benar-benar diperlukan oleh siswa diperlukan oleh siswa;
c.
kebermanfaatan (utility): materi tersebut memberikan
dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan pada jenjang berikutnya;
d.
layak dipelajari (learnability): materi layak dipelajari
baik dari aspek tingkat kesulitan maupun aspek pemanfaatan bahan ajar dan
kondisi setempat;
e.
menarik minat (interest): materinya menarik minat siswa
dan memotivasinya untuk mempelajari lebih lanjut.
5. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang
untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik
melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan,
dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar pengalaman
belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran
yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Kegiatan pembelajaran memuat
kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Kriteria
mengembangkan kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
a.
Kegiatan pembelajaran disusun
bertujuan untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar
mereka dapat bekerja dan melaksanakan proses pembelajaran secara profesional
sesuai dengan tuntutan kurikulum.
b.
Kegiatan pembelajaran disusun
berdasarkan atas satu tuntutan kompetensi dasar secara utuh.
c.
Pengalaman belajar memuat rangkaian kegiatan yan harus
dilakukan oleh siswa secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
d.
Kegiatan pembelajaran berpusat
pada siswa (student centered). Guru
harus selalu berpikir kegiatan apa yang bisa dilakukan agar siswa memiliki
kompetensi yang telah ditetapkan.
e.
Materi kegiatan pembelajaran dapat berupa
pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
f.
Perumusan kegiatan pembelajaran
harus jelas memuat materi yang harus dikuasai untuk mencapai Kompetensi Dasar.
g.
Penentuan urutan langkah
pembelajaran sangat penting artinya bagi KD-KD yang memerlukan prasyarat
tertentu.
h.
Pembelajaran bersifat spiral (terjadi
pengulangan-pengulangan pembelajaran materi tertentu).
i.
Rumusan pernyataan dalam kegiatan
pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan
kegiatan pembelajaran siswa, yaitu kegiatan dan objek belajar.
Pemilihan
kegiatan siswa mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. memberikan
peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan sendiri pengetahuan,
di bawah bimbingan guru;
b.
mencerminkan ciri khas dalam
pegembangan kemapuan mata pelajaran;
c.
disesuaikan dengan kemampuan
siswa, sumber belajar dan sarana yang tersedia
d.
bervariasi dengan mengombinasikan
kegiatan individu/perorangan, berpasangan, kelompok, dan klasikal.
e.
memperhatikan pelayanan terhadap
perbedaan individual siswa seperti: bakat, minat, kemampuan, latar belakang
keluarga, sosial-ekomomi, dan budaya, serta masalah khusus yang dihadapi siswa
yang bersangkutan.
6. Merumuskan
Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan
penjabaran dari kompetensi dasar dan merupakan sub-kompetensi dasar. Indikator
dirumuskan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, potensi daerah dan
peserta didik dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan atau dapat diobservasi, sebagai acuan penilaian. Dengan demikian indikator pencapaian kompetensi mengarah pada
indikator penilaian.
7. Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi
dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator Di dalam kegiatan penilaian
ini terdapat tiga komponen penting, yang meliputi: (a) teknik penilaian, (b)
bentuk instrumen, dan (c) contoh instrumen.
a. Teknik
Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian
kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan proses dan hasil
belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan untuk menentukan tingkat
keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah ditentukan. Adapun yang dimaksud
dengan teknik penilaian adalah cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh
informasi mengenai proses dan produk yang dihasilkan pembelajaran yang
dilakukan oleh peserta didik. Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam
rangka penilaian ini, yang secara garis besar dapat dikategorikan sebagai
teknik tes dan teknik nontes.
Teknik tes merupakan cara untuk
memperoleh informasi melalui pertanyaan yang memerlukan jawaban betul atau
salah, sedangkan teknik nontes adalah suatu cara untuk memperoleh informasi
melalui pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban betul atau salah.
Dalam melaksanakan penilaian
perlu diperhatikan prinsip-prinsip berikut ini.
1)
Pemilihan jenis penilaian harus disertai
dengan aspek-aspek yang akan dinilai sehingga memudahkan dalam penyusunan soal.
2)
Penilaian diarahkan untuk
mengukur pencapaian indikator.
3)
Penilaian menggunakan acuan
kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan siswa setelah siswa
mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang
terhadap kelompoknya.
4)
Sistem yang direncanakan adalah
sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator
ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang
telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.
5)
Hasil penilaian dianalisis untuk
menentukan tindakan perbaikan, berupa program remedi. Apabila siswa belum
menguasai suatu kompetensi dasar, ia harus mengikuti proses pembelajaran lagi,
sedang bila telah menguasai kompetensi dasar, ia diberi tugas pengayaan.
6)
Siswa yang telah menguasai semua
atau hampir semua kompetensi dasar dapat diberi tugas untuk mempelajari
kompetensi dasar berikutnya.
7)
Dalam sistem penilaian berkelanjutan,
guru harus membuat kisi-kisi penilaian dan rancangan penilaian secara
menyeluruh untuk satu semester dengan menggunakan teknik penilaian yang tepat.
8)
Penilaian dilakukan untuk
menyeimbangkan berbagai aspek pembelajaran: kognitif, afektif dan psikomotor
dengan menggunakan berbagai model penilaian,baik formal maupun nonformal secara
berkesinambungan.
9)
Penilaian merupakan suatu proses
pengumpulan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan
menerapkan prinsip berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten
sebagai akuntabilitas publik.
10) Penilaian
merupakan proses identifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang
dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah
dicapai disertai dengan peta kemajuan hasil belajar siswa.
11) Penilaian
berorientasi pada Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator. Dengan
demikian, hasilnya akan memberikan gambaran mengenai perkembangan pencapaian
kompetensi.
12) Penilaian
dilakukan secara berkelanjutan (direncanakan dan dilakukan terus menerus) guna
mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan penguasaan kompetensi siswa, baik sebagai efek langsung (main effect) maupun efek pengiring (nurturant effect) dari proses
pembelajaran.
13) Sistem
penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas
observasi lapangan, penilaian harus diberikan baik pada proses (keterampilan
proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil dengan melakukan observasi lapangan yang berupa
informasi yang dibutuhkan.
b. Bentuk
Instrumen
Bentuk instrumen yang dipilih
harus sesuai dengan teknik penilaiannya. Oleh karena itu, bentuk instrumen yang
dikembangkan dapat berupa bentuk instrumen yang tergolong teknik:
1)
Tes tulis, dapat berupa tes
esai/uraian, pilihan ganda, isian, menjodohkan dan sebagainya.
2)
Tes lisan, yaitu berbentuk daftar
pertanyaan.
3)
Observasi yaitu dengan
menggunakan lembar observasi.
4)
Tes Praktik/ Kinerja berupa tes
tulis keterampilan, tes identifikasi, tes simulasi, dan uji petik kerja
5)
Penugasan individu atau kelompok,
seperti tugas proyek atau tugas rumah.
6)
Portofolio dengan menggunakan
dokumen pekerjaan, karya, dan atau prestasi siswa.
7)
Penilaian diri dengan menggunakan
lembar penilaian diri
Sesudah penentuan instrumen tes
telah dipandang tepat, selanjutnya instrumen tes itu dituliskan di dalam kolom
matriks silabus yang tersedia. Berikut ini disajikan ragam teknik penilaian
beserta bentuk instrumen yang dapat digunakan.
Tabel 1. Ragam Teknik Penilaian
beserta Ragam Bentuk Instrumennya
Teknik Penilaian
|
Bentuk
Instrumen
|
• Tes tertulis
|
• Tes pilihan: pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan
dll.
• Tes isian: isian singkat dan uraian
|
• Tes lisan
|
• Daftar pertanyaan
|
• Observasi (pengamatan)
|
• Lembar observasi (lembar pengamatan)
|
• Tes praktik (tes kinerja)
|
• Tes tulis
keterampilan
• Tes
identifikasi
• Tes
simulasi
• Tes uji
petik kerja
|
•
Penugasan individual atau kelompok
|
• Pekerjaan rumah
• Proyek
|
• Penilaian portofolio
|
• Lembar penilaian portofolio
|
• Jurnal
|
• Buku cacatan jurnal
|
• Penilaian diri
|
• Kuesioner/lembar penilaian diri
|
•
Penilaian Penilaian antarteman
|
• Lembar penilaian antarteman
|
c. Contoh
Instrumen
Instrumen yang sudah
tersusun, selanjutnya diberikan contoh yang dapat dituliskan di dalam kolom
matriks silabus yang tersedia. Namun,
apabila dipandang hal itu menyulitkan karena kolom yang tersedia tidak
mencukupi, selanjutnya contoh instrumen penilaian diletakkan di dalam lampiran.
8. Menentukan Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah jumlah waktu
yang dibutuhkan untuk ketercapaian suatu Kompetensi Dasar tertentu, dengan
memperhatikan:
a.
minggu efektif per semester,
b.
alokasi waktu mata pelajaran, dan
c.
jumlah kompetensi per semester.
- Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan segala
sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat berupa: buku
teks, media cetak, media elektronika, nara sumber, lingkungan alam sekitar, dan
sebagainya.
IV. PENUTUP
Contoh silabus yang terdapat di
dalam Lampiran 3 bukan contoh satu-satunya di dalam pengembangan silabus yang
disusun berdasarkan Standar Isi. Untuk itu, diharapkan sekolah atau daerah
dapat mengembangkan sendiri bentuk silabus yang lain.
Dalam pelaksanaan pembelajaran,
silabus harus dijabarkan lebih operasional dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
Lampiran 1
GLOSARIUM
Indikator: karakteristik,
ciri-ciri, tanda-tanda, perbuatan, atau respons, yang harus dapat dilakukan
atau ditampilkan oleh siswa, untuk menunjukkan bahwa siswa itu telah memiliki
kompetensi dasar tertentu.
Kecakapan hidup (life skill): kemampuan yang
diperlukan untuk menempuh kehidupan dengan sukses, bahagia dan secara
bermartabat, misalnya: kemampuan berfikir kompleks, berkomunikasi secara
efektif, membangun kerjasama, melaksanakan peran sebagai warganegara yang
bertanggung jawab, kesiapan untuk terjun ke dunia kerja.
Kecukupan (adequacy): mempunyai cakupan atau
ruang lingkup materi pokok yang memadai untuk menunjang penguasaan kompetensi
dasar maupun standar kompetensi.
Kompetensi dasar: kemampuan minimal dalam
mata pelajaran yang harus dimiliki oleh lulusan; kemampuan minimum yang harus
dapat dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk standar kompetensi tertentu
dari suatu mata pelajaran.
Kompetensi lulusan: kemampuan yang dapat
dilakukan atau ditampilkan lulusan suatu jenjang pendidikan yang meliputi ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Konsistensi (ketaatasasan): keselarasan hubungan antarkomponen dalam silabus (kompetensi dasar,
materi pokok dan kegiatan pembelajaran).
Materi pokok: bahan ajar minimal yang
harus dipelajari siswa untuk menguasai kompetensi dasar
Membelajaran berbasis kompetensi: pembelajaran yang mensyaratkan dirumuskannya secara jelas
kompetensi yang harus dimiliki atau ditampilkan oleh siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Mendekatan hierarkis: strategi pengembangan
materi pokok berdasarkan atas penjenjangan materi pokok.
Pendekatan prosedural: strategi pengembangan materi pokok berdasarkan atas urutan penyelesaian
suatu tugas pembelajaran.
Pendekatan spiral: strategi pengembangan
materi pokok berdasarkan atas lingkup lingkungan, yaitu dari lingkup lingkungan
yang paling dekat dengan siswa menuju ke lingkup lingkungan yang lebih jauh.
Pendekatan terjala (webbed): strategi pengembangan
pelajaran, dengan menggunakan topik dari beberapa mata pelajaran yang relevan
sebagai titik sentral, dan hubungan antara tema dan sub-tema dapat digambarkan
sebagai sebuah jala (webb).
Kegiatan pembelajaran: Menunjukkan aktivitas
belajar yang dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan objek atau sumber
belajar. Kegiatan pembelajaran dapat dipilih sesuai dengan kompetensinya, dapat
diperoleh di dalam kelas dan di luar kelas. Bentuknya dapat berupa kegiatan
mendemonstrasikan, mempraktikkan, mensimulasikan, mengadakan eksperimen,
menganalisis, mengaplikasikan, menemukan, mengamati, meneliti, menelaah, dll.,
yang bukan kegiatan interaksi guru-siswa seperti mendengarkan uraian
guru, berdiskusi di bawah bimbingan guru, dll.
Ranah afektif: aspek yang berkaitan
dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu
obyek.
Ranah kognitif: aspek yang berkaitan
dengan kemampuan berpikir; kemampuan memperoleh pengetahuan; kemampuan yang
berkaitan dengan pemerolehan pengetahuan, pengenalan, pemahaman,
konseptualisasi, penentuan, dan
penalaran.
Ranah psikomotor: aspek yang berkaitan
dengan kemampuan melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan; kemampuan
yang berkaitan dengan gerak fisik.
Relevansi: keterkaitan, kesesuaian.
silabus: susunan teratur materi pokok
mata pelajaran tertentu pada kelas/semester tertentu.
Standar kompetensi: kemampuan yang dapat
dilakukan atau ditampilkan untuk satu mata pelajaran; kompetensi dalam mata
pelajaran tertentu yang harus dimiliki oleh siswa; kemampuan yang harus
dimiliki oleh lulusan dalam suatu mata pelajaran.
Strategi
pembelajaran: dimaksudkan sebagai bentuk/pola umum kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
Lampiran 2
DAFTAR KATA KERJA OPERASIONAL
PADA PENYUSUNAN STANDAR
KOMPETENSI DAN
KOMPETENSI DASAR
STANDAR KOMPETENSI
Contoh:
mendefinisikan mengidentifikasikan menyusun
menerapkan mengenal
mengkonstruksikan menyelesaikan
KOMPETENSI DASAR
Contoh:
mengidentifikasikan mendemonstrasikan membuat
menunjukkan menafsirkan menerjemahkan
membaca menerapkan merumuskan
menghitung menceritakan menyelesaikan
menggambarkan menggunakan menganalisis
melafalkan menentukan mensintesis
mengucapkan menyusun mengevaluasi
membedakan menyimpulkan
KETERANGAN:
1.
Satu kata
kerja tertentu, seperti mengidentifikasikan, dapat dipakai baik pada standar
kompetensi maupun kompetensi dasar; perbedaannya terletak bahwa pada standar
kompetensi cakupannya lebih luas daripada pada kompetensi dasar.
2.
Satu butir
standar kompetensi dapat dipecah menjadi beberapa butir kompetensi dasar.
3.
Satu butir
kompetensi dasar, nantinya harus dipecah menjadi minimal 2 Indikator Pencapaian
Kompetensi.
4.
Standar
kompetensi dan kompetensi dasar belum memuat atau bukan merupakan Indikator Pencapaian
Kompetensi.
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : MTsN.
Kuala tungkal
Kelas / Semester :
VII (Tujuh) / 1 (Satu)
Mata Pelajaran :
Seni Budaya
Standar Kompetensi: SENI RUPA
1.
Mengapresiasi Karya Seni Rupa
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran*
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
|
||
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
||||||
1.1. Mengindentifikasi jenis karya seni rupa
terapan daerah setempat
|
·
Pengertian seni , cabang-cabang
seni, unsur-unsur seni, sifat dasar seni secara umum.
·
Beragam jenis, bentuk, teknik
pembuatan dan fungsi karya seni rupa terapan daerah setempat
|
·
Membaca referensi tentang seni
rupa daerah setempat
·
Mengklasifikasi seni rupa
terapan daerah setempat
|
·
Mengidentifikasi karya seni
rupa terapan daerah setepat
·
Mengidentifikasi beragam jenis,
bentuk, teknik pembuatan, fungsi dan makna pada karya seni rupa terapan
daerah setempat.
|
Tes tertulis
|
Tes Uraian
|
· Berikan 5 contoh hasil karya seni rupa terapan dan
5 contoh hasil karya seni rupa murni yang ada di daerahmua.
· Masing-masing
contoh berikan penjelasan tentang bahan, fungsi, teknik pembuatan dan
maknanya
|
2 jp
|
Media cetak
Media elektronik
Lingkungan sekitar
|
1.2. Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan
gagasan teknik karya seni rupa terapan daerah setempat
|
·
Methoda diskusi
· Teknik
penulisan hasil diskusi.
·
Teknik presentasi
|
·
Mendiskusikan keragaman jenis,
bentuk , fungsi dan makna karya seni
rupa terapan daerah setempat
·
Menulis hasil diskusi tentang
tanggapan terhadap keunikan karya seni rupa terapan daerah setempat
·
Mempresentasikan hasil diskusi
|
·
Mendeskripsikan beragam fungsi
bentuk dan makna pada keunikan karya seni rupa terapan daerah setempat
·
Membuat tanggapan tertulis
tentang keunikan karya seni rupa
terapan daerah setempat
|
Tes praktik/ kinerja
|
Tes iden- tifikasi
|
·
Presentasikan hasil diskusi
kelompokmu berupa tanggapan tentang
keunikan gagasan ,teknik seni rupa terapan daerahmu
|
4 jp
|
Media cetak
Media elektronik
Lingkungan
sekitar
|
v Karakter siswa
yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja
sama ( Cooperation )
Percaya
diri ( Confidence )
Kecintaan ( Lovely
)
|
Mengetahui,
Kepala MTsN.Kuala Tungkal
(HERI PASUDI,S.Pd)
NIP.150278815
|
Kuala Tungkal,……… 2012
Guru Mapel Seni
Budaya.
(S U W A I B A H)
NIP.150278145
|
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : MTsN.Kuala Tungkal
Kelas / Semester :
VII (Tujuh) / 1 (Satu)
Mata Pelajaran :
Seni Budaya
Standar Kompetensi : SENI RUPA
2.
Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran *
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
|
||
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
||||||
2.1. Menggambar bentuk dengan obyek karya seni rupa terapan tiga dimensi
dari daerah setempat
|
·
Gambar bentuk benda kubistis
dan silindris (teknik perspektif, teknik arsir, komposisi, gelap terang)
penggunaan media dalam menggambar bentuk karya seni rupa daerah setempat
|
·
Membaca referensi
·
Membuat gambar bentuk benda
kubistis dan silindris karya seni rupa daerah setempat
|
·
Membuat sketsa gambar benda
silindris dan kubistis
·
Membuat gambar benda kubistis
dan silindris dari karya seni rupa terapan daerah setempat
|
Tes praktik/ kinerja
|
Uji Petik Kerja
|
·
Gambarlah sebuah benda kubistis
yang tingginya melebihi tinggi
mata dan sebuah benda silindris yang
tingginya setengah tinggi mata , keduanya dikembangkan dari karya seni rupa
tiga dimensi daerahmu
|
4 jp
|
Media cetak
Media elektronik
Lingkungan sekitar
|
2.2. Merancang karya seni kriya dengan memanfaatkan teknik dan corak daerah
setempat
|
·
Karya seni rupa daerah setempat
meliputi: pengertian benda pakai,benda hias antara lain dari segi motif,
corak, teknik dan sebagainya
|
·
Membuat desain karya seni kriya
untuk benda pakai dengan teknik dan corak daerah setempat
·
Membuat ukuran pada disain , menentukan bahan dan
teknik pembuatannya
|
·
Membuat disain benda pakai
dengan teknik dan corak daerah setempat
·
Menentukan ukuran, bahan dan
teknik pembuatan benda pakai
|
Tes praktik/ kinerja
|
Uji Petik Kerja
|
·
Buat gambar disain/ ga- mbar
kerja untuk benda pakai dari bahan
kayu dengan teknik dan corak daerahmu
|
2 jp
|
Media cetak
Media elektronik
Lingkungan sekitar
|
2.3. Membuat karya seni kriya dengan memanfaatkan teknik dan corak daerah
setempat
|
·
Teknik-teknik pembuatan benda
pakai
·
Corak-corak ragam hias daerah
setempat
|
· Membuat
benda pakai dengan teknik dan corak daerah setempat
·
Membuat hiasan pada benda pakai
|
·
Membuat benda pakai dengan
memanfaatkan teknik seni kriya daerah
setempat.
·
Membuat hiasan pada benda pakai dengan corak seni rupa daerah setempat
|
Tes praktik/ kinerja
|
Uji Petik Kerja
|
·
Buatlah benda pakai sesuai
dengan gambar disainmu dan berikan hiasan dengan corak seni rupa daerahmu
|
6 jp
|
Media cetak
Media elektronik
Lingkungan sekitar
|
v Karakter siswa
yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja
sama ( Cooperation )
Percaya
diri ( Confidence )
Kecintaan ( Lovely
)
|
Mengetahui,
Kepala MTsN.Kuala Tungkal
(HERI PASUDI,S.Pd)
NIP.150278815
|
Kuala Tungkal,……… 2012
Guru Mapel Seni
Budaya.
(S U W A I B A H)
NIP.150278145
|
|
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : MTsN.Kuala Tungkal
Kelas / Semester :
VII (Tujuh) / 1 (Satu)
Mata Pelajaran :
Seni Budaya
Standar Kompetensi : SENI MUSIK
3.Mengapresiasi karya seni
musik
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran *
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
|
||
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
||||||
3.1 Mengindentifikasi jenis lagu daerah setempat
|
· Pengenalan ragam lagu/musik daerah setempat
· Elemen/unsur musik yang ada pada lagu
|
· Mendengarkan
/menyaksikan pertunjukan lagu daerah
setempat
· Mengkaji
elemen-elemen musik, irama, tempo,nada dan dinamika lagu etnik daerah
setempat
|
·
Mengidentifikasi jenis lagu daerah setempat
·
Menyebutkan jenis alat musik
yang diperdengarkan
·
Mengidentifikasi elemen-elemen
musik; irama,tempo nada dan dinamika lagu daerah setempat
|
Tes
lisan
|
Daftar pertanyaan
|
·
Sebutkan jenis lagu yang
diperdengarkan
·
Sebutkan alat musik yang
mengiringi lagu
·
Sebutkan elemen-elemen musik yang terdapat pada lagu
yang diperdengarkan
|
2 jp
|
Partitur lagu, radio cassette,
buku materi, lembar kerja
|
3.2 Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan
lagu daerah setempat
|
· Lagu daerah setempat.
|
· Mendengarkan
lagu etnik daerah setempat
· Berdiskusi
tentang keunikan lagu daerah setempat
· Menuliskan
keunikan dari lagu daerah setempat
|
·
Mampu menyebutkan keunikan yang
ada pada lagu daerah setempat
·
Membedakan keunikan lagu etnik
daerah dan lagu POP daerah setempat
|
Tes tertulis
|
Tes uraian
|
·
Tuliskan tentang keunikan yang ada pada lagu etnik
daerah setempat
·
Jelaskan perbedaan keunikan
lagu POP daerah serta lagu etnik daerah setempat
|
2 jp
|
Partitur lagu,
buku materi,
Tape recorder
|
v Karakter siswa
yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja
sama ( Cooperation )
Percaya
diri ( Confidence )
Kecintaan ( Lovely
)
|
Mengetahui,
Kepala MTsN.Kuala Tungkal
(HERI PASUDI,S.Pd)
NIP.150278815
|
Kuala Tungkal,……… 2012
Guru Mapel Seni
Budaya.
(S U W A I B A H)
NIP.150278145
|
|
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : MTsN.Kuala Tungkal
Kelas / Semester :
VII (Tujuh) / 1 (Satu)
Mata Pelajaran :
Seni Budaya
Standar Kompetensi : SENI MUSIK
4. Mengekspresikan diri
melalui karya seni musik
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran *
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
|
||
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
||||||
4.1. Mengaransir
secara sederhana karya lagu daerah setempat
|
· Mengaransir
lagu daerah setempat
· Unsur-unsur
musik
· Tangga
nada
· Birama
· Tempo
· Dinamik
· Interval
|
· Mendengarkan
dan menyanyikan lagu daerah setempat
· Membaca notasi serta unsur-unsur lagu
· Berdiskusi untuk menentukan alat musik ritmis dalam aransemen lagu
·
Mengaransir secara sederhana
lagu dengan alat musik ritmis
|
·
menyanyikan lagu daerah setempat
·
Menjelaskan prosedur
mengaransir lagu
·
mengaransir secara sederhana dengan
memperhatikan elemen-elemen musik pada lagu
·
Mengaransir lagu etnik daerah
setempat dalam dua suara
·
Mendemonstrasikan alat musik
ritmis dengan lagu yang telah diaransir
|
Tes praktik/ Kinerja
|
Tes Uji kerja
|
· Nyanyikan
lagu daerah setempat dengan benar
· Sebutkan
cara mengaransir lagu
· Buatlah aransemen sederhana dari lagu yang diperdengarkan
|
6 jp
|
Partitur lagu, radio cassette,
buku materi, alat musik,
lembar kerja
|
4.2. Menampilkan
hasil aranse men karya lagu daerah setempat
|
· Berlatih aransemen sesuai unsur-unsur musik
|
· Berlatih
memainkan hasil aransemen
· Menyajikan
hasil aransemen dengan menggunakan alat musik ritmis
· Memainkan
alat musik ritmis dalam aransemen lagu
|
·
menampilkan hasil aransemen
lagu etnik daerah setempat secara
perorangan atau kelompok
·
Menampilkan hasil aransemen
lagu etnik daerah setempat dengan menggunakan berbagai alat musik
|
Tes praktik/ Kinerja
|
Tes Uji kerja
|
· Tampilkan
lagu hasil aransemen secara kelompok
· Tampilkan
lagu hasil aransemen secara
perorangan
|
4 jp
|
Partitur lagu, radio cassette,
buku materi, alat musik,
lembar kerja
|
v Karakter siswa
yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja
sama ( Cooperation )
Percaya
diri ( Confidence )
Kecintaan ( Lovely
)
|
Mengetahui,
Kepala MTsN.Kuala Tungkal
(HERI PASUDI,S.Pd)
NIP.150278815
|
Kuala Tungkal,……… 2012
Guru Mapel Seni
Budaya.
(S U W A I B A H)
NIP.150278145
|
|
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : MTsN.Kuala Tungkal
Kelas / Semester :
VII (Tujuh) / 1 (Satu)
Mata Pelajaran :
Seni Budaya
Standar Kompetensi: SENI TARI
5. Mengapresiasi
karya seni tari
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran *
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
|
||
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
||||||
5.1 Mengindentifi-kasi
jenis karya seni tari tunggal daerah setempat
|
· Pengertian Seni Tari :
a.
Pengertian tari daerah,
unsur utama seni tari, keindahan seni tari, bentuk penyajian seni tari, tema
seni tari daerah setempat
· Tari Tunggal Daerah Setempat:
a. Ragam tari tunggal daerah setempat.
b. Fungsi Tari Tunggal daerah setempat.
|
· Membaca buku referensi tentang tari tunggal daerah setempat
·
Menyaksikan Tari Tunggal secara
lansung atau melalui audio visual
·
Mendiskusikan tentang tari
tunggal daerah setempat
·
Mempresentasikan hasil diskusi
|
·
Mengidentifikasikan jenis karya
seni tari tunggal daerah setempat
·
Mengungkapkan kesan secara
lisan tentang keuni
·
kan seni tari tunggal daerah setempat
·
Menyebutkan fungsi tari tunggal
dalam masyarakat daerah setempat
·
Membuat tanggapan tertulis
tentang jenis karya seni tari tunggal daerah setempat
|
Tes
Tertulis
Penugasan Indivudual/
kelompok
|
Isian Singkat
Uraian
Pekerjaan Rumah
|
·
Jelaskan Pengertian Seni Tari
·
Sebutkan dan jelaskan
unsur-unsur keindahan seni tari
·
Sebutkan jenis-jenis Tari
Tunggal daerah setempat yang kamu ketahui
·
Jelaskan fungsi Tari Tunggal
daerah setempat
·
Buatlah Kliping tentang tari
tunggal daerah setempat
|
4 Jp
|
Media elektronik
Pertunjukan tari
Guru tari
Media
cetak
|
5.2 Menampilkan
sikap apresiatif terhadap keunikan seni tari tunggal daerah setempat
|
· Apresiasi Karya Tari Tunggal Daerah Setempat
· Beragam Tari Tunggal daerah setempat
a.
Tari Dramatik
b.
Tari Nondramatik
|
·
Menyaksikan Tari Tunggal daerah setempat secara lansung atau melalui
audio visual
·
Mengkaji unsur-unsur keindahan
tari tunggal daerah setempat
·
Mendiskusikan tentang tari
tunggal daerah setempat
·
Mempresentasikan hasil diskusi
|
·
Mendeskripsikan beragam bentuk
Tari Tunggal daerah setempat
·
Menyebutkan nama-nama tari
tunggal daerah setempat
·
Menyebutkan unsur-unsur Tari
Tunggal daerah setempat
|
Tes praktik/ kinerja
Penuga- san kelompok
|
Tes Identifikasi
Pekerjaan Rumah
|
·
Presentasikan hasil diskusi dan
buatlah tanggapan tertulis tentang tari tunggal daerah setempat yang telah
kalian saksikan
·
Pelajarilah salah satu bentuk
tari tunggal daerah setempat secara berkelompok
|
4 Jp
|
Media elektronik
Pertunjukan tari
Guru tari
Media
cetak
|
v Karakter siswa
yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja
sama ( Cooperation )
Percaya
diri ( Confidence )
Kecintaan ( Lovely
)
|
Mengetahui,
Kepala MTsN.Kuala Tungkal
(HERI PASUDI,S.Pd)
NIP.150278815
|
Kuala Tungkal,……… 2012
Guru Mapel Seni
Budaya.
(S U W A I B A H)
NIP.150278145
|
|
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : MTsN.Kuala Tungkal
Kelas / Semester :
VII (Tujuh) / 1 (Satu)
Mata Pelajaran :
Seni Budaya
Standar Kompetensi : SENI TARI
6. Mengekspresikan diri melalui karya seni tari.
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran *
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
|
||
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
||||||
6.1 Mengeksplorasi
pola lantai gerak dari tari tunggal daerah setempat
|
·
Pengertian Pola Lantai dalam
seni tari
·
Menyesuaikan pola lantai sesuai
dengan ragam gerak tari tunggal daerah setempat.
|
· Mencari
bentuk pola lantai tari tunggal daerah setempat
· Melakukan
tari tunggal daerah setempat dengan menggunakan pola lantai
|
·
Mencari bentuk pola lantai Tari
Tunggal daerah setempat
·
Menemukan pola lantai gerak
berdasarkan ragam gerak tari tunggal
daerah setempat
|
Tes praktik/ kinerja
|
Tes Uji Kerja
|
·
Carilah pola lantai yang sesuai
untuk susunan ragam tari tunggal daerah setempat yang telah kalian pelajari
|
4 jp
|
Media Elektronik
Guru tari
Media Gerak
|
6.2 Memeragakan
tari tunggal daerah setempat
|
·
Praktek Tari
|
· Memperagakan
hasil karya Tari Tunggal daerah setempat.
|
· Menyajikan
bentukTari Tunggal daerah setempat sesuai dengan iringannya
|
Tes praktik/ kinerja
|
Tes Uji Kerja
|
·
Peragakan karya tari tunggal
berdasarkan tari daerah yang ada di daerahmu sesuai dengan iringan musiknya
|
6 jp
|
Media Elektronik
Guru tari
Media Gerak
|
v Karakter siswa
yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja
sama ( Cooperation )
Percaya
diri ( Confidence )
Kecintaan ( Lovely
)
|
Mengetahui,
Kepala MTsN.Kuala Tungkal
(HERI PASUDI,S.Pd)
NIP.150278815
|
Kuala Tungkal,……… 2012
Guru Mapel Seni
Budaya.
(Dra.S U W A I B A H)
NIP.150278145
|
|
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : MTsN.Kuala Tungkal
Kelas / Semester :
VII (Tujuh) / 1 (Satu)
Mata Pelajaran :
Seni Budaya
Standar Kompetensi : SENI TEATER
7.
Mengapresiasi karya seni teater.
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran *
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
|
||
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
||||||
7.1. Mengidentifikasi
jenis karya seni teater dae- ah setempat
|
·
Teater daerah setempat
|
·
Menelaah buku referensi /media
cetak tentang teater daerah setempat
·
Menyaksikan pertun- jukan
singkat dari pergelaran teater daerah setempat secara langsung atau melalui
media audio visual
·
Membuat sinopsis dari teater daerah setempat yang ditonton
|
·
Menyebutkan unsur-unsur seni pertunjukan
·
Mendeskripsikan karya seni
teater daerah setempat sesuai dengan fungsinya
|
Tes ter- tulis
|
Tes
Uraian
|
Sebutkan 3 unsur seni pertunjukan.
Sebutkan fungsi karya teater di daerahmu.
|
4 jp
|
Buku teks
Media cetak
Pertunjukan teater
Media
Elektronik
|
7.2. Menampil
kan sikap apre- siatif terhadap keunikan dan pesan moral seni teater daerah
setem pat
|
·
sikap apre- siatif terhadap keunikan dan pesan
moral seni teater
|
·
Mempresentasikan hasil
pengamatan tentang keunikan dan pesan moral seni teater daerah setempat
|
·
Membuat sinopsis dari karya
seni teater daerah setempat yang dilihat
·
Menyebutkan keunikan dan pesan
moral seni teater daerah setempat
|
Tes praktik /kinerja
|
Tes identifikasi
|
Buatlah sinopsis dari pertunjukan karya seni teater daerah setempat yang
kamu lihat
Presentasakan keunikan dan pesan moral dari pertunjukan teater yang
dilihat
|
2 jp
|
Buku teks
Media cetak
Pertunjukan teater
Media
Elektronik
|
v Karakter siswa
yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja
sama ( Cooperation )
Percaya
diri ( Confidence )
Kecintaan ( Lovely
)
|
Mengetahui,
Kepala MTsN.Kuala Tungkal
(HERI PASUDI,S.Pd)
NIP.150278815
|
Kuala Tungkal,……… 2012
Guru Mapel Seni
Budaya.
(S U W A I B A H)
NIP.150278145
|
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : MTsN.Kuala Tungkal
Kelas / Semester :
VII (Tujuh) / 1 (Satu)
Mata Pelajaran :
Seni Budaya
Standar Kompetensi : SENI TEATER
8. Mengekspresikan diri melalui karya seni teater.
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran *
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
|
||
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
||||||
8.1. Mengeksplorasi
teknik olah tubuh, olah pikir dan olah suara
|
·
Teater Nusantara daerah
setempat
|
·
Melakukan latihan dasar olah
tubuh, olah pikir dan olah suara
|
·
Melakukan teknik olah tubuh,
olah pikir dan olah suara
|
Tes Praktik / kierja
|
Tes uji petik kerja
|
·
Lakukanlah latihan teknik
a.
olah tubuh
b.
olah fikir
c.
olah suara
|
2 jp
|
Buku pedoman latihan
teknik dasar
Naskah teater/ drama
|
8.2. Merancang
pertunjukan teater daerah setempat
|
·
teater daerah setempat
|
·
Menyusun rencana pertunjukan
teater daerah setempat
|
· Membuat rencana pertunjukan teater daerah setempat
|
Tes Praktik / kierja
|
Tes uji petik
kerja
|
·
Susunlah sebuah rencana
pertunjukan teater daerah setempat
|
2 jp
|
Buku pedoman latihan
teknik dasar
Naskah teater/ drama
|
8.3. Menerapkan
prinsip kerja sama dalam berteater
|
·
prinsip kerja sama dalam
berteater
|
·
Melakukan latihan tea ter
bersama sesuai de ngan tema
·
Menyajikan hasil latihan
didepan kelas/sekolah
|
·
Melakukan prinsip kerjasama
dalam berteater
·
Menampilkan karya teater dari daerah setempat di kelas
|
Tes Praktik / kierja
|
Tes uji petik
kerja
|
· Lakukanlah
latihan teater bersama sesuai dengan tema
·
Tampilkan karya yang sudah
dilatihkan didepan kelas/sekolah
|
4 jp
|
Buku pedoman latihan
teknik dasar
Naskah teater/ drama
|
v Karakter siswa
yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja
sama ( Cooperation )
Percaya
diri ( Confidence )
Kecintaan ( Lovely
)
|
Mengetahui,
Kepala MTsN.Kuala Tungkal
(HERI PASUDI,S.Pd)
NIP.150278815
|
Kuala Tungkal,……… 2012
Guru Mapel Seni
Budaya.
(S U W A I B A H)
NIP.150278145
|
|
3 komentar: on "SILABUS SENI BUDAYA MTsN KUALA TUNGKAL"
terimaksih,sangat bermamfaat bagi guru yang memerlukan untuk pengembangan diri maupun orang lain
makasih ya..
KALAU BISA RPPNYA JUGALAH..
Posting Komentar